"Tunggu Aku Pulang Sekolah"

57 15 6
                                    

"Rasa dan luka itu butuh waktu untuk tumbuh, maupun untuk sembuh"
 

                                  











Dikantin sekolah, aku dan Alika sedang menikmati jajanan di meja kantin sambil bercerita. Hari ini cukup aneh bagiku. Alika yang biasanya periang, jadi aneh membisu sepanjang hari ini. Seperti aku harus memancingnya untuk berbicara.

"Ka, lu tau gak?" tanyaku sambil makan.

Dia hanya menoleh kearahku lalu kembali mengaduk-aduk jus dalam gelas plastik yang sedari tadi belum dia minum.

"Semalam gue ketemu sama Karin," ucapku.

Akhirnya dia kembali menatapku.

"Pas gue liat dia gandengan tangan sama Jerriko, gue ngerasa kalau sudah saatnya semua rasa benci yang aku simpan buat Karin  serta cinta yang aku pendam buat Jeriko, harus aku lepaskan"

"Gue ngerasa, kalau ini memang sudah menjadi takdir, dan gue udah iklas" ucapku tersenyum.

"Lo serius udah move on Key? Berarti, sekarang dihati Lo udah ada Fray kan?" tanya Alika.

"Rasa dan luka butuh waktu untuk sembuh Ka. Rasa cinta gue mungkin udah pudar, tapi luka dihati gue, masih butuh waktu," jawabku.

"Sampai kapan key? Sampai kapan kamu ngegantung perasaan nya Fray? " tanya Alika lagi.

Mendengar pertanyaan Alika, aku hanya terdiam memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan nya yang cukup sulit untuk ku jawab.

Belum selesai aku berfikir, tiba-tiba, dari arah lain datang dua orang yang tidak asing bagiku. Mereka adalah sahabat Fray.

Setelah sampai  dimeja kami, salah seorang dari mereka, cowok dengan penampilan cukup cool mulai mendekati Alika. Dengan penuh hati-hati, dia mulai mengajak Alika berbicara.

"Pagi Alika chuby," sapanya tepat didepan wajah Alika.

"Lu apa-apaan sih," balas Alika dengan nada sedikit jengkel.

Aku pun hanya melihat Brayen yang mencoba merayu Alika sambil menikmati makanan kesukaanku diatas meja.

"Kalo gue jadi sendok makan, lu mau gak jadi  garpu?" tanya Brayen penuh dengan rayuan gombal sambil duduk disampingnya.

"Ogah!" jawab Alika jutek.

Glen yang disamping brayen pun tertawa seketika mendengar jawaban Alika.

"Gue heran deh sama lu, udah tiga tahun gue pdkt-in lu, kenapa sih jawabannya harus selalu 'ogah' ?. Gue udah habis pikir, semua isi kamus rayuan gombal gue semuanya udah gue keluarin dan semua itu cuma Lo jawab dengan penolakan." keluh Brayen pada Alika.

"Kenapa sih, hati lu belum juga luluh buat gue?!" tanya Brayen.

"Karna lu bukan tipe gue!" jawabnya singkat.

"Masih dengan jawaban yang sama." ucap Brayen menatap Glen.

"Gue kan udah bilang sama lu, dia pasti bakalan nolak Lu.

"Lu buang-buang waktu aja," ucap Glen sambil menarik sesuatu dari saku seragam sekolahnya lalu mendekatiku.

"Sebenarnya gue, eh..maksud gue, kita berdua, mau ngasih pesan rahasia dari pangeran SMA KUSUMA BANGSA buat  lu princes pujaan hatinya," ucap Glen sembari menyerahkan sepotong kertas sambil memperbaiki kacamatanya.

Aku yang mendengar ucapannya pun tertawa kecil.

"Apa lo bilang, pangeran? Siapa?" tanyaku heran.

SEBELUM KAMU(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang