Sahabatku?

62 16 5
                                    


"Luka itu pasti sakit."












Sore ini, aku ingin memberikan kado yang telah kupersiapkan kepada Fray. Satu-satunya orang yang bisa membantuku adalah Alika. Sebagai sahabat dekatku, mungkin sudah dia mengerti. Apalagi, selama ini dia yang bertugas sebagai mak comblang antara aku dan Fray. Jadi, sore ini aku bersiap-siap pergi kerumah Alika. Dengan membawa sebuah tas kecil, aku pun berangkat dengan sebuah mobil.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya aku sampai juga didepan rumah Alika yang cukup mewah. Segera kuparkirkan mobilku dan mulai masuk kedalam rumah. Aku pun mulai memencet bel rumah Alika. Setelah menunggu bebera menit akhirnya pintu dibuka.

"Kayla,,, Silahkan masuk," ucap seorang wanita mempersilahkan aku masuk.

Wanita itu adalah mamanya Alika.

"Alika nya dimana tante?" tanyaku pada mama Alika.

"Oh, baru aja pulang, lagi mandi," ucapnya lagi.

"Kalau gitu, aku keatas aja ya Tante," ucapku sembari masuk.

"Oh, kamu gak mau minum dulu?" tanya mama Alika.

"Oh, gak usah Tante, cuma sebentar kok" tolakku.

"Yaudah, kalau nanti perlu sesuatu, bilang ke Alika ya, soalnya tante ada urusan," ucap mama Alika.

"Siap Tante," ucapku sambil tersenyum.

Tiga tahun berteman dengan Alika membuat kami sangat akrab. Aku sering pergi kerumah Alika untuk mengahabiskan waktu luang sepanjang hari. Bahkan, hanya untuk curhat, aku memutuskan untuk bermain kerumahnya. Dan hal itulah yang membuat mama Alika sudah begitu mengenalku.

Setelah mama Alika pergi, aku pun segera naik ke lantai dua rumah Alika. Tepatnya dikamar Alika. Dan akhirnya aku berdiri tepat didepan pintu kamarnya yang begitu luas.

Seperti biasa, karena aku sudah biasa masuk kekamarnya, aku langsung masuk tanpa mengetuk pintu kamar Alika. Karena dia sedang mandi, aku memutuskan langsung rebahan diatas kasurnya. Tas kecil yang sedari tadi berada di tubuhku segera aku singkirkan. Dan mulai memainkan ponselku. Dari tempatku terlentang, aku melihat sebuah foto yang baru saja terpajang diatas mejanya. Hampir setiap barang yang berada didalam kamar Alika aku hapal letak dan jumlahnya. Hal inilah yang membuat aku penasaran dengan keberadaan foto baru itu.

Segera aku bangkit dan melangkah menuju foto itu. Dengan membunggkukkan badanku, aku meraih foto itu. Aku pun menarik senyum dibibirku setelah melihat foto itu. Foto kami berdua ternyata.

Karena sudah melihat foto itu, aku pun melangkah kearah meja belajarnya. Disana aku melihat lebih banyak lagi foto-foto lucu yang tertempel dimeja belajarnya yang membuat aku senyum-senyum sendiri.

Akan tetapi, setelah memeriksa foto yang tidak tertempel diatas meja, aku terdiam seketika melihat foto seseorang yang tidak asing bagiku.

"Fray?" tanyaku dalam hati.

Seketika itu juga, aku mulai mengecek satu demi satu foto Fray yang berada diatas meja. Beberapa tulisan dibalik foto itu benar-benar membuatku terdiam. Aku marah dan kecewa.

"MENGAPA HARUS DIA?"

"SEANDAINYA KAMU MENJADI MILIK KU"

"AKU MENCINTAIMU"

Setelah membaca semua tulisan yang berada dibelakang foto itu, hatiku pun hancur seketika itu juga.

"Gak mungkin!" batinku berusaha menahan amarah bercampur kecewa dan tidak terima akan apa yang aku lihat.

Aku pun segera mendekati ponsel Alika yang terletak diatas meja. Dengan tangan sedikit gemetar, aku pun mulai membuka hpnya. Aku mulai membuka beberapa isi chat Alika dan Fray.

Dalam chat itu, Alika meminta Fray untuk menemaninya jalan-jalan sebagai ganti kalau dia sudah berhasil mendekatkan aku dan Fray. Akan tetapi selalu terhalang karena Fray selalu sibuk.

Karena tidak bisa mengajaknya jalan, Fray hanya menraktirnya makan setelah sepulang sekolah sesuai dengan perjanjian mereka. Dan semua itu terjadi disaat aku tidak bersama Fray.



"Sejujurnya, aku tidak bisa mengubur perasaanku kepadamu. Sejak diawal kita bertemu, aku berfikir kedatanganmu untukku, tetapi pada kenyataanya? Kamu memilih sahabatku. "
"Apa yang harus ku lakukan dengan perasaanku?

"Aku mengerti."
"Aku minta maaf."
"Aku belum mengambil keputusan."




"Bagaimana bisa?! Kenapa Alika?!" tanyaku dalam hati setelah membaca percakapan singkat Meraka lewat chat.

Aku pun mencoba membuka galeri hpnya. Ketika aku mencoba melihat gambar satu demi satu, disitulah Alika berhasil menghancurkan perasaanku.

Bebera gambar digaleri itu diambil disaat mereka sedang jalan-jalan di mall. Aku jadi teringat disaat  berbelanja dengan paman Hans. "Berarti dugaanku benar." batinku sambil menggenggam penuh amarah hp itu.

Dengan keadaan yang masih sama, tiba-tiba dari kamar mandi keluarlah Alika yang baru saja selesai mandi. Seketika itu juga, langkahnya terhenti disaat melihatku yang sudah menggenggam ponselnya. Wajahnya yang ketakutan pun benar-benar terpangpang saat itu.

"Kayla?!" tanyanya berusaha mendekatiku.

Dia benar-benar terkejut dengan kedatanganku tanpa sepengetahuannya.

"Jadi ini alasan Lo diam sama gue?!" tanyaku sambil menatapnya dengan pasti.

Dia hanya terdiam tanpa sepatah katapun.

"Jawab gue!"

"Kenapa?!!!" tanyaku dengan nada yang meninggi.

Lagi-lagi dia hanya terdiam dengan wajah tidak berani menatapku.

"Lo bilang Lo sahabat gue?! Lo bilang Lo bakalan ngilangin rasa sakit hati gue! Nyatanya.....? Lo ngehancurin semuanya dengan ini!" ucapku sambil melempar semua foto Fray didepannya.

"Maafin gue key, gue gak seharusnya ada perasaan sama Fray.  Mungkin mulut gue bisa aja bohong kalo gue senang Fray sama lu bisa jadian. Tapi enggak dengan hati gue. Sebenarnya, gue udah suka sama dia sejak awal. Gue pikir dia dekatin gue karna dia suka sama gue, pada kenyataannya, dia memilih lo. Gue udah coba buat mundur, tapi gue tetap gagal. Gue terlanjur sayang sama dia "

"Maafin gue, gue gak bisa jadi sahabat yang baik buat lo" ucap Alika dengan wajah penuh penyesalan.

Mendengar penjelasannya, aku pun hanya terdiam. Semuanya sudah terlanjur demikian, aku bisa apa? Bahkan menjawab permintaan maafnya pun aku tak bisa. Bibirku benar-benar bungkam.

Aku pun segera keluar dari kamar Alika tanpa kata apapun lagi. Kuambil semua barang-barang yang kubawa dan segera menutup pintu tanpa pamit. Kuturuni anak tangga satu demi satu. Dengan perasaan kecewa aku pun keluar dari rumah Alika menuju mobil yang kuparkirkan. Dan mulai menyetir.

Mobil yang kubawa pun akhirnya melaju.

Disituasi begini, aku memilih untuk pergi ketempat yang bisa membuatku tenang. Sebuah taman yang tidak jauh dari kota. Aku pun mulai duduk disebuah kursi sambil membayangkan betapa menyedihkannya hari ini. Kembali mengingat hal itu, membuat hatiku sakit lagi. Segera aku bangkit, kuambil kado yang telah kupersiapkan untuk fray dengan menatap penuh sedih.....

"Persetan dengan cinta!" ucapku sambil melempar kado itu.

Dengan mata berkaca-kaca, aku mengepal jemariku berusaha menahan airmata kecewaku.


AKU PATAH HATI LAGI!











Next part ditunggu lagi ya guys,😁

SEBELUM KAMU(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang