Go with Jeje

65 16 9
                                    


"Aku benci akan keharusan melepasmu. Karena tanpamu, aku terlalu menyedihkan."



Diruang keluarga, mama sedang menemani Jack bermain handphone sedangkan papa dan Jerriko sedang asyik-asyiknya bermain game bersama. Entahlah, ini pertama kali aku melihat papa yang dengan semangat mudanya berusaha mengalahkan Jerricko didalam game. Begitu juga dengan jeriko, aku melihat perubahan yang signifikan padanya. Setidaknya dia tidak selalu bersikap seperti baru keluar dari freezer belakangan ini.

Aku yang baru saja mengangkat pakaian dari jemuran pun berhenti sejenak, mengamati keseruan mereka yang sedang asik-asiknya.

Segera aku duduk disamping mama yang sedang duduk disofa. Segera aku mulai melipat pakaian yang kubawa dari luar.

"Pa, kenapa sih kita gak punya pembantu aja?" tanyaku sambil menarik perlahan helai kain satu demi satu.

Namun papa masih asik bermain dengan Jerricko.

"Pa," panggilku lagi.

Papa yang asik pun seketika berhenti.

"Kamu hanya menang sedikit dariku," ucap papa pada Jerricko yang mengakhiri gamenya.

"Kamu tanya apa tadi?" tanya papa menoleh ke arahku

" Gak jadi," ucapku cuek.

Melihatku demikian, papa pun mendekat ke sampingku diatas sofa.

"Kamu benar, seharusnya kita punya pembantu. Papa kasihan sama mama yang harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Sedangkan kamu, membuat kopi saja tidak bisa," ucap papa mempertimbangkan.

Aku berfikir dia tidak mendengarnya, ternyata dia masih mendengarnya.

"Kenapa harus dibahas sih pa?!" tanyaku tidak terima.

"Ya 'kan emang kamu gak bisa bikin kopi." ucap papa lagi.

"Dengar ya Kayla, tujuan papa bawa kamu kesini, yang pertama, biar bisa dekatin kamu sama keluarga baru kita. Yang kedua, biar kamu bisa belajar sama mama kamu. Karena papa tau, dirumah nenek yang begitu luas, semua pekerjaan diatur sama bik Rosa dan kamu hanya mengahabiskan waktumu dikamar. Kamu harus belajar, biar nanti, kemanapun kamu melangkah, kamu sudah bisa mandiri melakukan semua pekerjaan yang seharusnya bisa kamu lakukan," nasehat papa begitu panjang.

Aku yang mendengar nasehat papa hanya terdiam memikirkan ucapan nya tersebut.

Seketika suasa pun hening begitu juga Jerricko sudah berhenti memainkan game nya.

"Ma, aku rindu Poppy," ucap Jack tiba-tiba dikeheningan sambil meratapi foto dan memeluk mama.

Kami yang mendengar ucapannya pun menoleh kearahnya.

"Poppy siapa?" tanyaku pada mama.

Dia pun tersenyum mengelus rambut Jack.

"Poppy itu anjing kecil Jack, udah mati beberapa bulan yang lalu," ucap mama.

"Kalau begitu, mari kita beli lagi," seru papa memberi Jack semangat.

"Karena ini akhir pekan, kalian bertiga boleh jalan-jalan. Dan jangan lupa singgah di toko pembelian anjing buat jack," ucap papa kepada kami bertiga.

"Ini ide buruk," batinku.

"Trus, papa sama mama? tanyaku seketika.

"Kebetulan mulai Minggu depan papa akan kembali ke perusaan, dan mama kembali aktif, jadi kami membutuhkan waktu istirahat hari ini," jelas papa.

SEBELUM KAMU(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang