Jam sudah menunjukkan pukul 7.00 hampir beberapa jam setelah Lisa dan Taehyung keluar dari apartemen. Sekarang Lisa sudah biasa senyum seperti biasa, Taehyung berhasil karena mati - matian mengubah suasana hatinya.
Kini mereka berada di koridor menuju kamar mereka dengan satu kantung besar berisi makanan untuk sarapan seisi apartemen.
Yah, Taehyung sudah merencanakan apa yang akan ia jawab bila hal ini di pertanyakan. "Lisa, Kau sudah dengar apa yang ku bilang kan?"
Taehyung membuka pintu, namun tubuhnya terhenti. Ia berbalik menatap Lisa. "Yakini dengan apa yang ingin hatimu yakini."
Wanita itu mengangguk kecil, lalu mereka berdua masuk menuju Apartemen dimana seisi orang sudah berkumpul menunggu kedatangan mereka.
Jungkook salah satunya, tatapannya tajam bukan main. Berharap bahwa penjelasan mereka masuk akal untuk ia dengar.
"Lisa melihatku nembawa susu untuk Jungkook dan ia, lalu ia mengajakku membeli makan pagi." Taehyung menyimpan kantung makanan dinatas meja.
Wajah yang tadinya penuh curiga berubah menjadi wajah penuh sukacita. Bagaimana lagi, bangun tidur di beri kabar buruk lalu mereka merasa salah duga akhirnya hanya bisa bahagia menerima.
Jungkook, pria itu menghampiri Lisa. Memeluk wanita itu dari belakang dengan erat. "Aku khawatir lho."
Lisa yang merasa canggung hanya tersenyum palsu dan menjauh berusaha menjaga jarak dari jungkook. "Jangan di tempat umum."
Lisa tersenyum mengambil kantung berisi makanan itu dan menyiapkannya di meja bersama Taehyung, ntah bagaimana cara Jungkook memandangnya, mereka tampak lebih akrab setelah bepergian berdua.
Dan tentu saja, Jungkook sama sekali tidak menyukai ini.
Semuanya mulai membantu dan duduk di tempat masing - masing untuk sarapan pagi sebelum pergi ke theme park.
.
Lisa selesai mandi, dan kini ia tengah merapikan rambutnya untuk bersiap pergi, suasana hatinya buruk sekali, ketikan yang ia baca pagi tadi terus terngiang di kepalanya. Meski begitu, ia tetap bertingkah seolah rasa sakit itu tidak ada, chat itu tidak ia baca ketika Lisa bersama dengan Jungkook.
"Kau mau apakan rambutmu?" Ujar Jungkook tiba - tiba.
Lisa yang melamun seraya berkaca menatap jungkook dari pantulan cermin, "ikat."
"Baiklah, aku tunggu diluar bersama yang lain." Jungkook hendak berjelan, namun langkahnya terhenti seolah ia baru saja melewatkan sesuatu.
Cup.
Jungkook mengecup kepala Lisa dengan hangat. Lalu pergi keluar tanpa sepatah katapun.
Lisa meneteskan kembali air matanya.
Perilakunya tidak bisa ia tebak sama sekali. Ia tidak bisa menebak apakah Jungkook yang hangat itu memang bajingan atau justru bukan?
Jika memang perasaan itu ada, mengapa ia harus terburu - buru melakukan itu dengan Lisa seolah ia ini adalah barang yang bisa di klaim kepemilikannya dengan tanda.
Lalu bagaimana dengan wanita yang pernah tidur, wanita bertanda sama, wanita yang memiliki perasaan sama sepertinya. Apa ia akan berakhir sama seperti mereka? Sebagai jalang, atau dibuang.
"Apa aku terlalu mudah ia dapatkan?"
Lisa melamun, air matanya kering, wajahnya tak terlihat seolah ia telah menangis. Wanita itu menyembunyikannya dengan baik.
"Kau akan terus melamun disana?" Suga bersandar di ambang pintu.
Lisa menggelengkan kepalanya kecil, ia berdiri, membawa handphone, dompet, dan tas kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/202330099-288-k167602.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy For You - Lizkook
Fanfiction"aku menggilainya." "dia menggilaiku." Jungkook merangkul Lisa yang baru saja melontarkan kata itu dengan nada santai, mengecup kening gadis itu dengan hangat lalu mengelus rambut sebahu Lisa dengan lembut. mereka tersenyum, berharap semuanya tetap...