Lisa tengah menangis tersedu - sedu ketika Jungkook tiba di rumah dengan setelan tuxedo bermerk seolah baru pulang dari kantor. Bukannya khawatir, Jungkook malah terkekeh kegirangan seraya mempertanyakan kenapa istrinya begitu suram sampai menangis dengan sekotak tissue yang sudah hampir habis.
Pria itu memberanikan diri untuk memeluk Lisa dari belakang dengan tujuan menberinya sebuah kejutan kecil. "Kenapa hm?" Jungkook mengecup leher wanita itu dengan hangat.
"Aku.. hiks, rindu July.."
Mendengar itu Jungkook kembali tertawa, tidak biasanya Lisa cengeng seperti saat hamil dulu. "Apa kau sebegitu tidak inginnya berdua sehari ini saja bersamaku?"
Dengan sedikit tenaga Jungkook berhasil menarik Lisa ke pangkuannya, pria itu kemudian membuat Lisa berbalik mengarah kepadanya. "aku rindu."
Wajah merah dan sembab milik Lisa nampak dengan jelas, tapi justru Jungkook menganggap itu seperti sebuah wajah imut yang jarang ia lihat. Lisa tersenyum lalu memeluk Jungkook, "aku juga."
Keduanya melingkarkan tangan masing - masing, Lisa di leher Jungkook dan Jungkook di pinggang kecil istrinya. Ia kagum bahwa Lisa pandai menjaga diri dan penampilan meski fokusnya sekarang terbelah antara suami, anak, dan dirinya sendiri.
Dengan jahil tangan Jungkook merayap memasuki baju Lisa seakan - akan dirinya tengah mencari sesuatu.
"Ngh..!"
Karena sudah lama tidak merasakan sentuhan di area sensitifnya Lisa refleks mengeluarkan suara yang membuat Jungkook tidak akan berhenti apapun alasannya.
"Kenapa?" Jungkook menatap Lisa dengan dalam, senyumnya lebar dan halus namun Lisa sendiri tahu bahwa Jungkook adalah iblis bewajah selembut malaikat.
"J-jangan disi—ahh....!" Wanita itu tak berdaya untuk tidak mendesah karena secara tiba - tiba Jungkook mencubit puting dan meremasnya dengan agresif.
Pipi dan wajah Lisa serasa memanas merasakan sensasi yang sudah lama tak mereka lakukan karena kesibukan masing - masing. Detak jantung berdegup semakin kencang karena tanpa aba - aba tangan pria itu bermain semakin lincah membuat tubuhnya memanas dan bereaksi dengan cepat sesuai tempo permainan.
"Honey," Jungkook berbicara seolah memanggil Lisa, "panggil aku seperti itu."
"H-honey... Ghkk....!"
Tangan kanan Jungkook sudah menelusuri bagian bawah istrinya dan mendapati bahwa milik Lisa pun sudah basah, "bagus." Jungkook memejamkan matanya seraya memberi kiss mark secara agresif pada leher dan dada atas Lisa.
"Aaah..ngh.."
Suara itu keluar lagi begitu jari dingin Jungkook menyentuh klitoris Lisa ditambah jari lain yang berhasil masuk kedalam dan berhasil membuat wanitanya bergetar tak berdaya.
Jungkook berhenti di tengah - tengah Lisa yang akan memuncak, "aku membeli beberapa mainan.. tapi bukan untuk July."
Pipi Lisa memerah memahami apa yang barusan Jungkook katakan. Itu berarti dugaannya benar, senyum malaikat dengan akal iblis akan membawanya kepada sesuatu yang mengerikan.
"Lebih baik k-kita lakukan nanti ya sayang." Lisa berusaha mati - matian menahan dirinya dengan berdiri dan mengecup bibir Jungkook lalu berusaha berjalan menjauh seolah sesuatu tidak terjadi di antara mereka.
Cklek.
"Kenapa berhenti disitu?" Jungkook memandang Lisa yang diam mematung di ambang pintu, tubuhnya diam tak bergeming dengan kaki rapat dan tangan yang mengepal seolah menahan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy For You - Lizkook
Fanfic"aku menggilainya." "dia menggilaiku." Jungkook merangkul Lisa yang baru saja melontarkan kata itu dengan nada santai, mengecup kening gadis itu dengan hangat lalu mengelus rambut sebahu Lisa dengan lembut. mereka tersenyum, berharap semuanya tetap...