Izinkan aku mencintimu. Meski pun waktu tak merestu. Waktu membawa seseorang yang menemanimu dengan tangan tergandeng mesra, berdua. Apalagi ketika kamu tertawa dengan tangan menyeka pertanda bahagia.
Mungkin saat ini kamu sedang bercerita masa depan dengannya, entah lewat sosial media ataupun tatap muka yang jelas kata sayang-sayangan tak dapat dihilangkan. Hanya angan-angan yang terbayangkan dengan sebal.
Aku adalah seorang pemalu yang tak berani menyatakan perasaan dengan benar. Seorang pengecut yang tak berani menyatakan hati karena takut. Seorang pecundang yang akan ketakutan ketika menerima undangan pernikahan dari dia yang kuinginkan.
Maaf, Aku hanya bisa menyatakan perasaan ini kepada setiap pembaca, yang berharap salah satunya adalah dia. Waktu tak pernah merestui orang-orang pemalu dan pengecut. Karena pada dasarnya pacaran, tunangan atau undangan pernikahan, hanya bisa dilalui dengan orang yang berani menyatakan perasaan.
Aku sangat ingin membalikan waktu, tapi dia tak merestu.
Rabu, 8 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih Luka Dan Air Mata
Poetryterimakasih untuk kamu yang telah menggoreskan hati. karena berkat dirimu tulisan ini lahir dari campur tinta dan air mata. Kamu tau luka? Ya, itu yang kamu goreskan di pelupuk hati terdalam. Mungkin aku menganggapnya hadiah. Tapi kenapa menyakitkan...