4 | BIDADARI YANG DEMAM

53 1 0
                                    

Dahulu kupikir namamu dan namaku bisa bersanding dalam sebuah ikatan. Dahulu kupikir kamu adalah hal terindah yang dikirim tuhan untuk menemaniku dikala aku gagal, dikala lelah, dikala letih memandang hidup yang penuh dengan cobaan.

Senyumanmu tak pernah pudar meski senyuman itu sekarang telah menjadi milik seseorang. Senyumanku masih tetap kepada orang yang sama. Kepada orang yang dulunya mengisi hari-hariku dengan bahagia, meski sekarang dengan petaka. Senyuman itu sekarang sering berubah silih berganti menjadi kesal ketika seseorang datang dalam bayangan yang tak kuinginkan.

Aku teringat ketika pertama kali mendengar dirimu terkena penyakit demam biasa. Anehnya kamu yang sakit tapi aku yang panik. Mondar-mandir seperti setrikaan hanya untuk memikirkan. Lalu ingatkah kamu aku mengajak teman berpura-pura menjengukmu karena kasihan. Padahal rasa cemas dan khawatir pada saat itu bercambur aduk membuat diriku tak bisa tenang.

Ingatkah kamu ketika aku berbuat seperti orang bodoh, hanya untuk menghiburmu. Menghibur bidadari yang selalu hinggap dimimpiku. Dan kamu tertawa melihat tingkah itu membuat perasaan cukup tenang. Sayang sekarang itu hanya menjadi kenangan.

Jumat, 10 april 2020

Terima kasih Luka Dan Air MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang