Ingin sekali aku berkawan dengan senja. Tapi, dia tak pernah menetap lama dan terus terulang setiap harinya. Ingin sekali aku berkawan dengan waktu yang selalu berputar kemasa depan, dan tak pernah terulang. Tapi, waktu pun dapat berubah dan banyak meninggalkan orang-orang yang membuatku tersenyum dan bahagia, termasuk kamu.
Aku juga tak hanya ingin berkawan denganmu. Aku ingin lebih dari itu. Ingin seperti dia yang tertawa dan menghiburmu dikala air mata telah jatuh tak berdaya. Ingin menggenggam tanganmu dan mengecupnya seraya mengucapkan kata sayang dan membicarakan masa depan. Ingin menjadi sandaran dikala kepalamu terjatuh kepundakku, karena menahan lelah dan kantuk. Itu semua terkesan lucu, karena aku seperti orang yang berhalu.
Apalah dayaku yang bukan pemilik hati, tapi selalu berhayal isi hatimu adalah aku. Ada sebuah pertanyaan yang selalu datang sebelum aku tidur. Apakah pernah kamu bermimpi tentang diriku? Atau hanya aku yang merasakan hal itu. Setiap malam aku mendambakan bintang-bintang dan bulan menyelimuti dengan mimpi-mimpi indah penuh kamu. Harapanku sederhana, aku ingin mimpiku terwujud dan selalu berharap menjadi kenyataan. Tapi jika itu hanya mimpi lagi. Aku ingin bangun berharap kembali tak terluka.
Minggu, 12 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih Luka Dan Air Mata
Poetryterimakasih untuk kamu yang telah menggoreskan hati. karena berkat dirimu tulisan ini lahir dari campur tinta dan air mata. Kamu tau luka? Ya, itu yang kamu goreskan di pelupuk hati terdalam. Mungkin aku menganggapnya hadiah. Tapi kenapa menyakitkan...