Pernah suatu ketika, aku bermimpi denganmu diner di sebuah taman. Gelapnya malam tak menutupi dirimu yang terlihat bahagia. Senyuman tipismu tergambarkan malam itu hanya untukku. Wajahmu sangat cantik, mungkin Bulan dan bintang pun akan iri ketika memandang dirimu. Bahkan bidadari pun akan minder karena tersaingi olehmu.
Semakin larut, terdengar suara biola yang dimainkan seseorang dengan nada yang sangat mesra. Bahkan api di beberapa lilin seperti menari dan berdansa menyaksikan kemesraan kita. beberapa tangkai mawar yang harum menebarkan aromanya membuat malam itu bertambah indah.
Dengan manjanya kamu meminta disuapkan, dan kutolak dengan cubitan mesra di pipi. Kamu sangat lucu ketika itu dengan bergaya imut kamu memohon dengan memanggil namaku.
Dan tanganku bergerak mengambil sendok dengan romantis kusuapkan kepadamu. Dan aku terbangun, nafasku sesak dan jantungu berdebar. Ternyata itu bukan kenyataan, itu hanya bunga tidur.
Sabtu, 11 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih Luka Dan Air Mata
Poetryterimakasih untuk kamu yang telah menggoreskan hati. karena berkat dirimu tulisan ini lahir dari campur tinta dan air mata. Kamu tau luka? Ya, itu yang kamu goreskan di pelupuk hati terdalam. Mungkin aku menganggapnya hadiah. Tapi kenapa menyakitkan...