Pesta pernikahan adalah sebuah ajang untuk memperkenalkan pasangaan, bagi tamu undangan. Kerabat, kawan bahkan lawan ikut berpartisipasi mememperkenalkan diri, untuk mereka yang sudah ada ikatan dengan pasangan. Baik bagi mereka yang telah terikat pernikahan, tunangan, pacaran bahkan yang sedang pendekatan berkumpul disana. Aku seperti terasingkan, sendirian di pojokan.
Apalah daya nasip seseorang yang sakit hati, hanya bisa melamun meratapi nasip dengan sorot mata kesedihan. Kenapa dari sakit, sedih dan bahagia kamu memberikan dua pilihan pertama kepadaku sementara pilihan terakhir kepadanya.
Di balik pesta pernikahan ini, pikiranku telah bermain jauh membayangkan sebuah kisah, jika kamu sedang berada disisiku. Tanganmu dan tanganku sedang berpegangan seperti layaknya pasangan. Lalu Kuusap mesra dengan ibu jari pergelanganmu yang sedang bergenggam. Kamu menatapku dengan senyuman yang mencerminkan kesetiaan. Dan aku percaya senyuman itu.
Baju kita model sama, indah membuat setiap mata memandang menegur dengan kehangatan. Keceriaan tergambar dari raut wajah kita. Seperti tak terpisahkan jarak. Seperti hati kita tak lagi berbeda.
Kita saling memperkenalkan kerabat yang akan jua menjadi satu keluarga besar. Jika rumahtangga semudah membuat rumat dan tangga. Mungkin aku telah membuatnya sejak lama.
Jika rumahtangga semudah membalikan telapak tangan mungin aku tidak sering berangan-angan meratapi penderitaan. Jika rumah sakit membuka pengobatan bagi oramg-orang yang ditinggalkan. Mungkin aku pergi kesana karena hati ini telah patah akibat lama dilupakan.
Minggu 12 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih Luka Dan Air Mata
Poetryterimakasih untuk kamu yang telah menggoreskan hati. karena berkat dirimu tulisan ini lahir dari campur tinta dan air mata. Kamu tau luka? Ya, itu yang kamu goreskan di pelupuk hati terdalam. Mungkin aku menganggapnya hadiah. Tapi kenapa menyakitkan...