10 | PERASAAN DAN HATI

19 1 0
                                    

Aku memiliki beberapa pertanyaan untukmu. Dimulai dari mengapa kamu pergi, ketika dia datang dan meminta kamu menetap dalam pelukan? Dengan polos dan kepala mengangguk kamu mengatakan, ya dengan ceria. Ucapan janji untuk mendampingi selamanya pun terlontar dari mulut manismu. Kamu tahu mendengar kabar itu aku telah mengeluarkan banyak tetesan air mata? Kamu tahu kala itu juga aku seperti orang yang tak berguna karena mendengar berita seperti derita.

Mengapa kamu memilihnya? Masih kurang pantaskah aku dimatamu. Atau, karena kamu hanya memandang seseorang dari banyak uang? Atau kamu yang hanya menilai seseorang dari tampang? Seandainya kamu tahu perasaanku lebih untukmu. Apakah kamu masih mau bersamanya, atau meninggalkannya dengan menetap dihatiku. Atau aku yang terlalu berharap dengan lamunan yang tak pernah menjadi kenyataan. Mengapa penyesalan selalu terlambat, apakah karena aku yang bergerak lambat. Atau waktu yang tak bersetia bersamaku. Entahlah, aku berharap semoga perasaan ini tak sampai setua fosil. Semoga hati ini juga tak berdebu karea ditinggalkan. Dan semoga debu-debu kenangan bisa terhempas meninggalkan dari lubuk terdalam.

Ingatlah kata-kataku, tulis dan simpan kalau perlu jika kamu teringat aku. Ketika uang telah lapuk. Ketika tampang telah usang. Maka perasaanlah yang akan dikorbankan.

Semoga kamu tak salah langkah dalam menetapkan pasangan. Karena taruhannya adalah perasaan. Ada hati yang rapuh dan ada cinta yang retak di seiap bait-bait penyesalan. Semoga perjalananmu menyenangkan, jangan pernah mengatakan sesal. Dan semoga untukku yang ditinggalkan tak lagi menyakitkan.

Selasa, 14 April 2020

Terima kasih Luka Dan Air MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang