Kakiku sudah letih berjalan dengan capaian-capaian yang tak pernah terwujudkan. Harapan selalu datang dengan topeng kedustaan yang sangat menyedihkan. Hati telah memekik lelah, namun rindu selalu melolong tabah.
Mungkin jarak tak lagi jauh, perjalanan tak lagi rapuh. Namun jika hati telah berpaling, maka ada perasaan yang telah diambil maling. Meski hanya sejengkal jarak kita, namun pikiranku tak bisa beranjak darimu. Dan pikiranmu tak bisa beranjak meninggalkannya. Kecemburuan dengan gampangnya hadir seperti merasuk kedalam raga ini.
Wajah takkan bisa lagi tersenyum, kebahagiaan hanya terpancar dengan bumbu-bumbu asmara. Sunguh malang laki-laki yang selalu membujang, karena di tikung perasaan.
Ingin berlari pergi, namun selalu berjalan untuk kembali. Ingin bertualang namun selalu merengek meminta pulang. Sepatuku mugkin akan rusak karena jauhnya perjalanan. Tapi mengapa kasih sayangmu yang palsu itu tak bisa terhapus jauhnya angin membawaku.
Rantai-rantai penahan telah kamu ikat agar aku tidak bisa pergi jauh. Jebakan-jebakan telah kamu susun demi tersuksesnya keserakahan. Kamu tak hanya puas membuatku cemburu, namun kamu juga telah sukses membuatku menangis dengan sendu.
Nikmatnya sunset tak lagi dapat menghiburku. Tigginya gunung tak lagi dapat membendung air mata yang terlanjur turun. Pahitnya kopi tak dapat bersaing dengan kepahitan perasaan yang kamu berikan. Jarak tinggalah jarak. Karena walau jauh dan dekat, terasa sama saja. Hatimu dan hatiku telah jauh berbeda. Aku yang bertahan dan kamu yang telah dengan seseorang.
Kamis, 30 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih Luka Dan Air Mata
Poetryterimakasih untuk kamu yang telah menggoreskan hati. karena berkat dirimu tulisan ini lahir dari campur tinta dan air mata. Kamu tau luka? Ya, itu yang kamu goreskan di pelupuk hati terdalam. Mungkin aku menganggapnya hadiah. Tapi kenapa menyakitkan...