Pagi yang cerah Roby menikmatinya dengan duduk santai sambil membaca koran dan ditemani segelas teh dengan sedikit perasan lemon di dalamnya. Semuanya tampak normal dan biasa aja.
Saat sedang fokus membaca koran tentang berita kriminal yang tidak lain adalah perbuatannya sendiri. Tiba-tiba saja sebuah panggilan masuk dari Liana yang hari itu sedang pergi keluar.
"Hallo ma, ada apa?" tanya Roby.
"Paa.., t-tolong mama pa. Mereka memukuli aku. Di sini gelap sekali," lirih Liana dengan nafas tersengal seperti sedang menahan sakit.
"Kamu dimana sayang?"
Tut!
Roby langsung bangkit dari kursinya sambil meremas ponsel dengan perasaan yang kacau setelah mendengar suara Liana meminta pertolongannya. Jantung Roby berpacu begitu kencang.
Hanya ada satu nama yang terlintas oleh Roby saat memikirkan siapa orang yang telah menyakiti istrinya. Seseorang yang telah kembali dan ingin menuntut balas akan dendam masa lalu.
"Aku tau ini perbuatan mu Marcel!"
Roby segera menuruni anak tangga dengan suara bariton yang menggelegar memanggil para penjaga serta orang-orang kepercayaannya unruk memburu keberadaan Marcel dan menyelamatkan Liana.
"Kalian ikut aku sedangkan yang lainnya tetap berjaga di sini. Tidak ada yang boleh masuk ataupun keluar. Keselamatan putriku adalah hal yang paling utama. Camkan itu!" Pintah Roby dengan penuh tegas.
Dengan hati yang begitu gelisah Roby mencoba menghubungi kembali ponsel Liana di sepanjang perjalanan nya yang entah ingin mencari marcel kemana. Namun panggilan Roby tidak menerima jawaban lagi.
Di saat semua buntu tanpa ada petunjuk yang jelas. Tiba-tiba saja sebuah pesan masuk dari ponsel Liana. Padahal sudah sejak tadi mereka tidak menemukan titik keberadaan ponsel itu.
"Tempat pertama kali kau memohon pertolongan kepada ayahku Roby!"
Roby langsung mengetahui tempat yang di maksud oleh Marcel kemudian segera pergi menuju ke tempat tersebut.
Tempat itu adalah tempat pertama kali Roby memohon bantuan untuk hidupnya kepada ayah Marcel hingga dia bisa menjadi seperti sekarang dan malah melakukan penghianatan kepada keluarga Marcel.
***
Setelah sampai disana, Roby langsung mememerintah para anak buahnya mendobrak tempat yang dahulu adalah sebuah markas besar. Kini tempat megah sudah itu tampak kosong dan tidak lagi terawat.
Tapi apa yang Roby temukan disana?
Dia tidak menemukan keberadaan Marcel melainkan melihat sebuah jasad dari wanita yang sangat dia cintai, ibu dari Isabella. Tubuh Liana di temukan tergantung penuh luka dan darah yang masih mengalir.
Roby jatuh bersimpuh saat melihat tubuh sang istri tergantung hingga darah yang menetes mengenai wajag Roby. Tangisan Roby seketika pecah di tempat dulu dia memulai kesuksesan nya. Kini tempat itu juga yang menjadi saksi kehancuran pertama Roby.
"Bajingan kau Marcel, pengecut, kau tidak punya nyali untuk menghadapi aku. Kau melakukan ini karena aku sudah berhasil menghancurkan hidupmu, merusak pernikahan mu dan membunuh semua orang yang kau sayangi-kan!"
Roby yang murka terus saja berteriak mengingatkan Marcel kepada kejadian masa lalu. Bahkan dia memerintahkan semua orang mencari keberadaan Marcel di tempat itu. Membakar setiap sudut ruangan sambil berharap bisa berhadapan dengan Marcel.
Marcel yang bisa melihat dan mendengar semua ucapan Roby lewat layar monitor hampir saja terpancing emosi. Ingin sekali rasanya Marcel keluar dari persembunyiannya dan menembaki kepala mereka satu per satu.
Namun Marcel mengurungkan niatnya. Bagi Marcel justru Roby memang harus tetap hidup untuk merasakan apa yang dia rasakan. Di mulai dari kematian istrinya lalu selanjutnya adalah kehancuran putrinya.
"Aku yang meracuni ayahmu sampai dia mati tanpa sebab, aku yang membunuh saudaramu, aku memang sengaja menghancurkan kalian semua untuk bisa melancarkan seluruh bisnis-bisnis ku. Masih banyak rahasia yang belum kau tau tentang pembunuhan itu. Keluarlah dan akan aku beritahu semua yang lebih menyakitkan!"
Karena tidak kunjung mendapatkan balasan dari Marcel. Akhirnya Roby menyerah mengingat jasad Liana. Dengan hati yang hancur Roby mulai menurunkan jasad istrinya perlahan lalu memeluk tubuh dingin itu. Hingga kemeja putihnya bersimbah darah.
S
ampai sore hari, Bella yang menunggu penuh gelisah segera beranjak keluar saat melihat mobil Roby memasuki halaman rumah. Sebuah mobil ambulans mengikuti dari belakang.
"Mama mana pa?" Mata Bella mulai berkaca-kaca ketika melihat Roby turun dari mobil sambil menangis tanpa Liana.
"Bella tanya sama papa, mama mana pa? Dari tadi Bella tunggu kalian pulang." Bella menarik lengan Roby.
Betapa terpukul hati Bella saat dia tau ternyata Liana sudah berada di dalam peti itu. Bella berteriak histeris di dalam pelukan Roby saat peti jenazah mulai di turunkan.
"Jangan, jangan biarkan mama di dalam sana pa. A-aku perintahkan kalian semua keluarkan mama dari dalam sana. Nanti dia tidak bisa bernafas!" Teriak Bella.
"Mama sudah tidak ada Bella," ucap Roby terisak. Dia tidak sanggup berkata lebih banyak.
"Tidak mungkin mama tinggalkan Bella sama papa. Mama sayang sama Bella dan mama juga cinta sama papa. Mana mungkin mama tega meninggalkan kami. Buka mata mama sekarang, Bella mohon!"
Marcel telah memberikan hukuman yang pertama untuk Roby yang juga dirasakan oleh Bella. Ini belum berakhir dan akan terus berlanjut selama Marcel masih merasakan dendam dan sakit di dalam hatinya.
Sore itu Bella menangis sampai hilang kesadaran bersamaan dengan Marcel yang kini menangis di hadapan sebuah foto yang terpampang besar di dalam kamarnya. Marcel kembali teringat setiap kata yang di ucapkan oleh Roby tentang kematian keluarganya.
Membuat hatinya kembali robek dan lukanya menganga semakin besar mendengar semua penderitaan yang telah Roby berikan pada Inka dan keluarganya. Sakit setiap kali ia mengingat penikahan singkatnya bersama Inka.
Tapi setelah cukup lama menangis perlahan Marcel mulai tertawa bahkan menyeringai menyeramkan seperti kehilangan kewarasan. Dia menghapus kasar sisa air mata yang membasahi wajahnya.
"Aku sudah mengirimkan belahan jiwamu ke neraka, Roby. Sekarang aku tinggal memasukkan mu kedalam neraka yang sudah ku siapkan khusus untukmu!"
Marcel mengambil cincin pernikahan milik Inka dari dalam laci.
"Isabella yang akan membantuku untuk menyiksa mu. Gadis manismu akan aku hancurkan sebagai mana kau telah menghancurkan istriku."
==================
Jangan lupa vote dan komen untuk membantu mengembangkan karya ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/219933043-288-k402870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella - "A" series #1[END]
RomanceTamparan keras melayang dari tangan seorang pria yang tepat mengenai wajah seorang gadis dihadapannya. Gadis yang dia jadikan objek balas dendam untuk segala rasa sakit dan kehilangan yang ia rasakan. ================================ (Cerita ini men...