"Tolong pikirkan kembali, tuan. Anda tidak harus menemui dia langsung. Biarkan saya yang mencarikan penawar racun itu," Bujuk Vero. Tapi Marcel tetap tidak menghentikan langkahnya.
"Ini urusanku, tidak ada waktu lagi mencarinya di tempat lain. Ingat, Bella sedang sekarat."
Akhirnya mereka berhasil masuk ke tempat Tristan setelah bertarung habis-habisan di pintu masuk melawan para penjaga. Vero juga hampir menyerah karena kehabisan tenaga.
Marcel menembak dua penjaga lalu membuka pintu di hadapannya.
"Aku datang kesini bukan untuk memulai keributan. Mari berbisnis."
Awalnya Tristan terkejut melihat kedatangan Marcel dengan kedua tangan berlumur darah. Tapi setelah bisa menebak apa yang telah terjadi di luar sana. Tristan malah tertawa.
"Kau datang dan membantai para penjaga ku saja, itu sudah memicu keributan. Apa kau gila mau mengajakku berbisnis?"
"Maaf. Tapi bisakah kita mulai bisnis singkat ini sekarang. Karena aku tidak punya banyak waktu."
"Aku tidak mau berbisnis dengan orang gila!" Tristan berkata angkuh.
"Tapi aku harus!" Marcel memaksa.
Tristan hanya diam melihat Marcel yang masih setia berdiri. Mencoba mencari tau apa rencana yang sedang Marcel pikirkan sehingga berani datang ke wilayahnya. Hingga Tristan mengajukan satu syarat.
"Baiklah. Aku mau berbisnis denganmu kalau kau berhasil memenangkan pertarungan." Tristan mulai melepas jas hitam miliknya.
"Apapun itu, aku terima." Marcel menggulung kedua lengan kemejanya.
Tristan melihat para penjaga Marcel yang tengah berdiri di belakang.
"Hanya kita berdua. Tanpa bantuan para anjing peliharaan mu."
Rahang Marcel mengeras. Sambil mengepal tangan Marcel memerintahkan Vero membawa semua orang-nya untuk keluar dari sana. Sedangkan dia akan menghadapi Tristan.
"Bisa kita mulai permainan bodoh ini sekarang? Aku tidak bisa terlalu lama." Marcel maju menantang Tristan.
Tristan pun maju memberikan serangan pertama pada Marcel namun gagal karena Marcel bergerak cepat menghindari pukulan itu. Bahkan tanpa di duga Marcel berhasil memberikan serangan pukulan tepat mengenai hidung Tristan.
"Dulu, saat jadi juniorku di sekolah. Kau juga memang selemah ini. Sekarang kau masih tidak banyak berubah, Tris." Marcel berdiri di hadapan Tristan yang jatuh tersungkur.
"Bajingan kau!" Maki Tristan. Berusaha bangkit meski hidungnya pendarahan.
"Berhenti memaki. Bangun dan lawan aku. Jangan buat tantangan ini jadi mudah!"
Setelah susah payah akhirnya Tristan berhasil bangkit. Memberikan serangan liar yang terus menerus hampir mengenai Marcel. Tapi nyatanya Marcel masih tidak tergores sedikitpun.
"Membosankan," Kata Marcel. Menendang perut Tristan. Membuatnya kembali terjerembab ke lantai.
"Aku pasti akan menghajarmu!"
"Sudahlah. Aku kesini bukan untuk menantang mu. Aku hanya ingin membeli sesuatu darimu. Berapapun harganya," Jelas Marcel.
"Apa yang kau inginkan?"
"Koka."
Tristan menaikkan sudut bibirnya menyimpul senyum licik.
"Obatnya saja tidak cukup sampai kau butuh tanaman nya. Apa kau mau berhalusinasi panjang. Mau bertemu Inka, memeluk dan menciuminya." Tristan tertawa mengejek kepada Marcel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella - "A" series #1[END]
RomanceTamparan keras melayang dari tangan seorang pria yang tepat mengenai wajah seorang gadis dihadapannya. Gadis yang dia jadikan objek balas dendam untuk segala rasa sakit dan kehilangan yang ia rasakan. ================================ (Cerita ini men...