Kehampaan

30.3K 1.3K 35
                                    

Hari demi hari berlalu Bella yang resmi menjadi budak Marcel yang wajib mengikuti semua perintah dan kemauan Marcel akhirnya memutuskan mengakhiri semua khayalan tentang cintanya.

Hati bella lelah dan ingin beristirahat dari cinta nya yang tidak kunjung dibalas oleh Marcel. Kali ini bella akan pasrah bila Marcel tidak akan pernah mencintainya atau membunuhnya, mungkin.

Bahkan pagi itu saat Bella harus menemani Marcel sarapan. Mereka duduk berdua tanpa ada suara. Tidak ada lagi Bella yang selalu berusaha mengungkapkan cinta, tidak ada Bella yang meyakinkan kalau Marcel adalah orang baik, tidak ada suara dari Bella.

"Kamu sakit?" nada bicara Marcel begitu datar.

"Tidak tuan," jawab Bella.

Marcel di buat terkejut saat mendengar ucapan Bella memanggilnya dengan sebutan 'tuan' hingga dia meletakkan kasar sendoknya. Padahal dari awal dia sendiri yang memerintah Bella seperti itu.

"Ada apa denganmu Isabella? Kamu memanggil ku tuan?" Nada bicara Marcel terdengar tidak terima.

Bella masih fokus menu sarapan nya.

"Kamu lupa atau bagaimana? Bukankah kamu yang selalu memaksa untuk menjadikan aku pelayan dan kamu tuannya. Kamu pernah memukuli aku hanya untuk memaksa ku mengucapkan itu," jelas Bella.

"Aku tidak suka cara bicaramu!" Marcel bangkit mendekati Bella.

"Mau memukulku? Silahkan. Bahkan aku juga mau tau sebenarnya kapan kamu akan membunuhku dan mengakhiri semua dendam mu."

Marcel menatap marah kepada Bella sambil mengepalkan kedua tangannya. Hilang sudah selera makan Marcel. Dia putuskan pergi meninggalkan Bella seorang diri di meja makan.

Marcel membanting kasar pintu kamarnya karena emosi yang dia rasakan. Entah kenapa Marcel tidak suka dengan sikap bella yang mengabaikan nya. Marcel merasa hampa saat Bella tidak lagi menyapa nya dengan senyuman hangat.

Sedangkan Bella kini diam-diam berusaha untuk menemui Roby. Bella membawa sepiring makanan dan air untuk papa yang begitu dia sayangi. Tanpa peduli lagi marcel akan membunuhnya saat ini juga.

Bella berjalan mengendap-endap tapi tiba-tiba langkah Bella terhenti saat seseorang menepuk punggungnya. Membuat Bella spontan berbalik karena terkejut.

"Disha?" lirih Bella yang kini mundur penuh ketakutan.

"Jangan takut padaku karena aku tidak berada di pihak Marcel dan Indira tapi aku juga tidak memihakmu. Aku hanya tidak mau ikut kedalam rencana kejahatan ini," jelas Disha kepada Bella.

Bella masih diam memegangi nampan di tangan yang sebelumnya di siapkan oleh Hayati.

"Aku cuma mau_ "

"Kamu ingin menemui papa mu kan?" tebak Disha.

"Nona, kuncinya tidak ada," Hayati yang berlari langsung berhenti ketika menyadari Disha tengah berdiri bersama Bella.

Disha tersenyum tipis kepada mereka berdua. Dia menunjukkan kunci yang sedang Hayati cari. Membuat Hayati ikut tertunduk bersama Bella.

"Ikut aku, aku akan antarkan kalian kesana." Disha berjalan lebih dulu.

"Tapi bagaimana kalau ada yang bejaga di pintu?" Tanya Bella ragu.

"Aku bisa mengurusnya."

Setelah Hayati dan Disha bekerja sama untuk membuat para penjaga beranjak. Bella berhasil masuk kedalam menemui Roby yang duduk termenung dalam keadaan lemah.

"Papa," panggil Bella.

"Kenapa kamu datang kesini Bella? Pergi sebelum pria gila itu akan marah padamu." Roby tampak terkejut karena kedatangan Bella.

Isabella - "A" series #1[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang