Hari demi hari Marcel lalui sembari berusaha mengabaikan Bella, melupakan semua ungkapan cinta dari gadis itu serta membiarkan Bella dibawah pengawasan Indira dan Disha. Meski sulit tapi Marcel mencoba.
Tapi Indira dan Disha tampak tidak sepemikiran mengenai rencana balas dendam kepada Roby dan juga Bella. Setiap hari Indira selalu meluapkan amarahnya kepada Bella sebagai balas dendam atas kematian Inka.
Sedangkan Disha terus saja menolak setiap kali ia di beri kesempatan untuk menyiksa Bella. Bahkan Disha juga meminta Indira menghentikan semua yang dia lakukan pada Bella walau Indira malah balik memarahinya.
"Sampai kapan kamu siksa dia begitu padahal dia sudah tidak sadar!" Disha yang sejak tadi diam kini angkat bicara.
Indira melepaskan cengkeramannya dari rambut Bella. Entah sudah berap lama Indira merendam tubuh Bella di dalam bathtub sampai membuat Bella menggigil serta menahan sakit karena luka di sekujur tubuh yang terkena air.
"Sampai dia mati!" Jawab Indira ketus dan penuh amarah.
"Yang kamu lakukan bersama Marcel sangat tidak berguna menurutku. Menyiksa dia tidak akan mengembalikan keadaan dan tidak mungkin menghidupkan Inka lagi!"
"Diam Disha!" Inka mengacungkan jari telunjuknya di hadapan Disha.
"Kamu memang lemah dan tidak peduli dengan semua yang sudah terjadi pada Inka. Lagi pula kalau kamu tidak mau melakukan yang aku lakukan maka silahkan pergi dari sini!" Usir Indira.
Disha menghela nafas lalu beranjak keluar dari kamar itu meninggalkan Bella bersama Indira. Karena dia tau tidak akan menang melawan kerasnya sifat Indira maka Disha putuskan menemui Marcel.
Tepat sekali, baru saja Disha akan mencari Marcel ternyata mereka berpapasan di tangga. Marcel sedang bersiap untuk pergi ke pemakaman Inka sebagai kegiatan rutin yang dia lukakan untuk istrinya.
Disha menahan lengan marcel.
"Bisa kita bicara sebentar?"
Marcel melihat kearah jam tangan.
"Aku harus segera pergi Disha. Kita bisa bicara setelah aku pulang nanti."
"Tapi ini tentang gadis itu." Ucapan Disha membuat Marcel terdiam.
Melihat Marcel hanya diam Disha kembali bicara.0
"Terserah kalian mau bilang aku lemah dan bodoh atau apalah. Aku memang tidak mau terlibat membalas sesuatu yang sudah tidak lagi ada manfaatnya. Tapi aku merasa kasihan melihat gadis itu sekarat di tangan Indira. Dia tidak pantas menanggung kesalahan papa nya."
Sambil melipat kedua tangan di dasa Marcel menunjukkan ekspresi datar yang sulit di artikan. Padahal tanpa Disha ketahui di dalam hati mulai timbul rasa cemas Marcel saat mengetahui keadaan Bella.
"Bagaimana keadaan nya?" tanya Marcel.
"Dia sekarat bahkan sudah tidak bersuara lagi. Aku mohon beri dia pertolongan Marcel." Disha mengharap cemas.
"Biarkan saja dia, lagi pula yang aku lakukan bersama Indira adalah bentu janji balas dendam yang sudah lama aku rencanakan. Tidak mungkin di lupakan begitu saja."
Marcel bersiap pergi meninggalkan Disha yang masih berdiri.
"Setiap hari yang dia katakan hanyalah mencintai kamu. Apa kamu tidak punya perasaan yang sama padanya?"
Ucapan Disha rupanya mampu membangkitkan jiwa singa yang sedang tertidur tenang didalam diri Marcel. Membuat pria itu berbalik kembali mendekati Disha dan tanpa ragu mencekik adik dari istrinya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/219933043-288-k402870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella - "A" series #1[END]
RomanceTamparan keras melayang dari tangan seorang pria yang tepat mengenai wajah seorang gadis dihadapannya. Gadis yang dia jadikan objek balas dendam untuk segala rasa sakit dan kehilangan yang ia rasakan. ================================ (Cerita ini men...