Kegelisahan

34K 1.3K 32
                                    

Marcel menatap diam makan malam  diatas meja tanpa berniat menyantapnya. Tidak tau kenapa tapi Marcel malah terus teringat pada tangisan Bella dan juga wajah memelas gadis itu.

Marcel juga sudah berusaha melupakan tentang Isabella tapi dari tadi ingatan suara tangisan Bella malah membuatnya pusing dan termenung selama berjam-jam.

Malam ini suasana di dalam rumah itu juga terasa sunyi karena Marcel tidak berniat untuk menemui para gadisnya hingga tidak ada tangisan yang terdengar oleh siksaan Marcel.

Marcel memejamkan mata, menarik nafas dalam sambil mengepalkan kedua tangan di atas meja. Namun terus saja bayangan Bella yang terlintas di pikirin Marcel malam itu.

"Aku bisa gila kalau terus seperti ini!"

Marcel bangkit dari kursi lalu berjalan menuju gudang tempat Bella masih di kurung. Baru saja sampai di gudang Marcel sudah merasa pengap oleh suasana gudang yang sempit dan minim cahaya.

Disana Marcel melihat Bella sedang tertidur dalam keadaan duduk. Dia berjalan pelan mendekati Bella. Setelah berdiri di hadapan Bella dia baru melihat betapa berantakan nya Bella saat itu.

Tanpa suara Marcel berjongkok kemudian mengapit dagu Bella. Jari Marcel menyelipkan helaian rambut kusut yang menutupi wajah pucat Bella. Sekarang dia bisa melihat semua goretan luka di pelipis, hidung dan juga sudut bibir Bella.

"Marcel," lirih Bella. Suaranya serak.

"Aku disini Isabella," jawab Marcel yang masih mengamati luka yang dia berikan pada gadis itu.

"Maafkan Bella," katanya lagi.

Tidak ada jawaban yang Marcel berikan.

Selama ini sudah jadi kebiasaan Marcel menyiksa para wanita sebagai pelampiasan emosi yang tidak menentu di dalam dirinya. Tapi untuk pertama kali Marcel merasa bersalah sudah melakukan itu pada Bella.

Tanpa mau menunda lebih lama Marcel melepas kaitan rantai yang membelenggu Bella. Setelah terlepas tubuh Bella di dekap kedalam gendongan Marcel. Lalu dia membawanya pergi dari sana.

"Marcel." suara lemah itu kembali memanggil nama nya.

Marcel hanya fokus membawanya kedalam kamar. Disana tubuh Bella di baringkan. Terdengar suara Bella mengerang sakit karena luka di punggung yang tergesek ranjang sempat membuat Marcel kebingungan.

Dia miringkan tubuh Bella ke samping lalu menghubungi seorang dokter yang bisa membantu memberikan pertolongan kepada Bella malam itu juga.

"Sakit," keluh Bella.

"Aku tau itu pasti sangat sakit."

Saat duduk di samping Bella sambil menunggu kedatangan dokter. Marcel melihat bibir Bella bergerak seperti mengucapkan sesuatu. Tapi sekarang suara Bella sudah semakin samar dan nyaris tidak bisa di dengar.

"Kamu bilang apa, hm?" Tanya Marcel. Mendekat kepada Bella.

"Haus.., a-air."

"Astaga, aku lupa kamu belum makan dan minum!" Marcel beranjak lalu bergegas mengambil segelas air untuk Bella.

Tapi sepertinya Bella kesulitan minum karena luka di bibirnya. Jadilah Marcel mengambil sedotan sambil membantu Bella meminum air yang ia pegangi. Tidak butuh waktu lama air di dalam gelas dihabiskan oleh Bella yang kehausan.

Sikap Marcel yang perhatian dan hangat membuat seorang wanita paruh baya yang baru saja memasuki kamar menjadi tersenyum. Dia terharu melihat sisi baik Marcel kembali terlihat setelah sekian lama.

Wanita paruh baya itu tidak lain adalah ibu Hayati. Dia adalah pengasuh Marcel sejak Marcel berusia lima tahun sampai sekarang. Bagi Marcel ibu Hayati bukan lagi seorang pelayan melainkan ibunya.

Isabella - "A" series #1[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang