Tiga bulan sudah semenjak ibunya meninggal Bella hanya mengurung dirinya di kamar. Dia kehilangan semangat hidup semenjak ibu yang dia cintai tiada lagi menemaninya.
Sampai pada akhirnya Marcel mengirim banyak pesan cinta yang membuat hati Bella luluh dan mulai berseri kembali. Marcel adalah kebahagiaan baru bagi Bella.
Walaupun sudah kembali ke rumah nya di kota tapi Bella masih terus bertukar pesan kepada Marcel yang tetap dia ketahui sebagai pria bernama Raka.
Hari ini Marcel mengajak Bella untuk bertemu dan mengobrol setelah sudah lama berpisah. Marcel ingin menikmati secara langsung air mata Bella yang penuh duka karena kehilangan ibunya.
Bella duduk di sebuah cafe sambil memutar-mutar gelasnya menunggu kedatangan Marcel yang ternyata sudah ada dibelakangnya. Secara diam-diam Marcel memberikan sebuah bungu Lily kepada Bella.
"Raka!" Sambul Bella.
Bella langsung memeluk tubuh Marcel yang memiliki aroma parfum khas perpaduan rosemary dengan bergamot membuat Bella nyaman berada dipelukan Marcel begitu lama menikmati harum tubuh pria itu.
"Aku harap selera bunga mu masih sama Isabella," ucap Marcel sambil memeluk tubuh Bella lalu mencium hangat pipi gadis itu.
"Wajah kamu murung seperti mawar yang layu. Kamu masih sedih memikirkan mama mu?" Tangan Marcel beralih mengusap punggung Bella.
"Aku masih tidak bisa merelakan kepergian mama. Dia adalah orang yang paling penyayang dan hangat untuk aku dan papa," ungkap Bella sembari menahan air mata yang hampir jatuh.
"Menangislah Bella karena itu akan membuatmu sedikit legah. Dulu aku juga pernah kehilangan ayah, ibu bahkan kedua saudara ku sekaligus."
Bella terkejut mendengar cerita singkat Marcel yang ia ungkapkan dengan suara parau. Terdengar dengan jelas kesedihan yang tersirat saat Marcel mengisahkan tentang kehilangan nya.
"Itu pasti jauh lebih sakit dari yang aku rasakan sekarang. Aku sampai tidak sanggup membayangkan kesedihan kamu."
"Kamu benar Bella, sedih yang aku rasakan sangat sulit di ugkapkan. Bahkan sampai sekarang aku masih bisa merasakan kesedihan itu tanpa berkurang sedikitpun."
"Tapi apa yang menimpa keluarga kamu sampai jadi seperti itu?"
Marcel diam.
"Maaf kalau pertanyaan ku menyinggung kamu Raka."
"Sama sekali tidak menyinggung dan akan aku ceritakan bagaimana kemalangan itu terjadi."
Marcel dan Bella yang duduk bersebalahan sejenak menikmati minuman yang baru saja mereka pesan.
"Dulu sekali, aku punya keluarga yang utuh dan bahagia seperti kamu. Bahkan aku juga punya kekasih saat itu dan kami akan menikah. Tapi karena ulah seseorang keluarga ku harus terbunuh. Hanya aku yang selamat."
"Aku tidak mau tau alasan dia melakukan itu padamu. Tapi membunuh seseorang adalah hal yang sangat kejam. Semoga dia sudah mendapatkan balasan yang setimpal!"
Bella tampak semakin iba kepada Marcel tanpa dia tau orang yang di maksud oleh Marcel adalah ayahnya sendiri.
"Tapi kenapa kamu bisa selamat dan dimana kekasih mu itu?"
"Aku selamat karena takdir Bella. Aku di takdirkan tetap hidup untuk membalas semuanya. Sedangkan wanita itu juga gagal aku selamatkan hingga dia terbunuh bersama keluargaku," jelas Marcel. Kali ini dia merasakan sesak di dada.
"Maaf karena aku malah membuat kamu teringat masa lalu, Raka."
Ini adalah kesempatan terbaik untuk Marcel karena dia akan mempengaruhi Bella dengan kelemahan gadis itu. Rasanya Marcel sudah tidak sabar melihat Bella akan menentang Roby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella - "A" series #1[END]
RomanceTamparan keras melayang dari tangan seorang pria yang tepat mengenai wajah seorang gadis dihadapannya. Gadis yang dia jadikan objek balas dendam untuk segala rasa sakit dan kehilangan yang ia rasakan. ================================ (Cerita ini men...