Setelah keadaannya pulih Marcel kembali melanjutkan kegiatannya. Hari ini dia menyiksa seorang gadis yang baru dia dapatkan dari sebuah desa. Gadis malang itu harus menerima siksaan karena menolak permintaan Marcel.
"Kau masih tidak mau melepas pakaian dengan tanganmu sendiri?"
Marcel menginjak tangan gadis itu.
"Akh..! Sakit, tolong lepaskan aku!" Gadis itu meraung kesakitan sambil berusaha melepaskan tangannya dari kaki Marcel. Raungan itu turut di dengar oleh para gadis lain yang membuat mereka ketakutan.
Setelah puas melakukan penyiksaan Marcel memutuskan pergi dari kamar itu. Dia biarkan sang gadis dalam keadaan penuh luka menangis menahan semua rasa sakit sambil terus memohon agar di bebaskan.
Bella yang juga mendengar suara tangisan segera mengendap masuk ke dalam sana dan matanya langsung tertuju kearah gadis yang sedang meringkuk di sudut kamar dengan ekspresi ketakutan. Perlahan Bella mendekatinya.
"Boleh aku bantu mengobati luka mu?" Tanya Bella lembut.
Namun gadis itu malah berusaha menjauh dari Bella karena merasa takut jika Bella juga akan memukulinya seperti yang telah dilakukan oleh Marcel. Membuat Bella semakin merasa iba.
"Tolong jangan pukul saya lagi, rasanya sangat sakit!" Tangisan nya semakin kencang.
"Ssstt.., aku tidak akan menyakitimu. Kita berdua sama di sini jadi kamu tidak usah takut padaku," bujuk Bella.
Mendengar itu, si gadis yang awalnya ketakutan segera mendatangi Bella lalu meraih kedua tangan Bella dan memohon bantuan kepadanya. Bella hanya mengangguk kemudian mengusap punggung gadi di hadapannya agar lebih tenang.
"T-tolong saya.., s-saya sama sekali tidak mengerti kenapa saya di bawa kesini dan apa salah saya sampai saya harus di perlukan seperti ini. Malam itu mereka membawa saya saat saya sedang membelikan obat untuk ibu saya," jelasnya dengan nafas memburu.
"Tenang dulu, kamu harus sedikit tenang sekarang. Aku mungkin bisa membantu kamu." Bella kembali menenangkannya.
Dengan susah payah dia menarik nafas dalam kemudian berhela selama berulang kali. Setelah beberapa menit barulah dia bisa merasa sedikit tenang.
"Namaku Bella, siapa nama mu?"
"Nama saya Sekar."
"Aku akan membantu mengobati luka kamu Sekar," ucap Bella. Dia akan beranjak mengambil obat namun di tahan oleh Sekar.
"Bukan itu ya saya butuhkan nona, sekarang saya cuma ingin pergi dari sini dan pulang ke rumah secepatnya. Ibu saya sedang sakit parah sendirian di sana. Hanya saya yang dia harapkan membawa obat untuknya."
"Iya tapi_"
"Tolong saya, saya takut kehilangan ibu saya karena cuma dia yang saya punya sekarang."
Bella sudah merasakan sakitnya kehilangan seorang ibu yang telah melahirkan dan membesarkan nya jadi dia tidak ingin Sekar mengalami nasib yang sama seperti dirinya. Tapi Bella bingung harus membantu dengan cara apa.
Dia terus berpikir bagaimana cara agar Sekar bisa selamat dan secepatnya pulang untuk melihat ibunya yang sedang sakit. Hingga timbul dalam pikiran Bella sebuah jalan.
"Ayo Sekar ikut aku!" Bella menarik tangan Sekar agar mengikuti langkahnya.
Mereka berjalan mengendap menuju bagian paling belakang rumah megah itu. Bella berniat membawa Sekar menuju tembok yang sempat dia lihat beberapa kali. Sesekali mereka bersembunyi dari para penjaga yang lewat.
Setelah sampai disana Bella kembali mencari cara bagaimana Sekar bisa melewati tembok yang tinggi menjulang dengan kawat duri yang mengelilingi. Bella melihat ke sekeliling dan menemukan sebuah tangga kayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella - "A" series #1[END]
RomantizmTamparan keras melayang dari tangan seorang pria yang tepat mengenai wajah seorang gadis dihadapannya. Gadis yang dia jadikan objek balas dendam untuk segala rasa sakit dan kehilangan yang ia rasakan. ================================ (Cerita ini men...