Bella kembali tersadar di sebuah kamar yang masih asing baginya. Dia merasakan sakit kepala yang membuatnya kesulitan bangkit. Bahkan pandangan Bella masih tampak samar.
"Engh.., kepalaku sakit," keluh Bella mengerang sakit.
Bella meremas rambutnya sampai kusut dan mencoba untuk berdiri. Namun sebelum sempat Bella bangkit ternyata Marcel sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar. Marcel berdiri memandangi Bella sambil bersedekap dada.
"Lihatlah siapa yang baru bangun dari tidur nyenyak nya," kata Marcel tanpa sapaan atau ucapan manis.
"Tolong jelaskan kenapa aku bisa ada di sini lagi Raka. Kamu membawaku pergi tanpa persetujuan dariku," ujar Bella menuntut jawaban.
Marcel menghela nafas kasar.
"Mari lupakan nama Raka karena aku bukanlah Raka. Mulai sekarang kau bisa panggil aku Marcel atau bahkan tuan Marcel," ungkap Marcel.
Bella di buat bingung oleh keadaan saat ini. Bagaimana bisa Raka adalah Marcel dan kenapa dia tidak jujur sejak awal? Semua pertanyaan itu terus berputar di kepala Bella.
Perlahan Marcel naik ke atas ranjang dan mendekati tubuh Bella. Membuat keduanya semakin dekat hingga Bella bisa merasakan hembusan nafas Marcel dalam jarak sejengkal.
"Kau akan memanggilku tuan Marcel mulai sekarang karena kau adalah pelayan ku. Kau harus jadi budak yang penurut kepada tuanmu!" Cetus Marcel.
"B-bagaimana bisa aku jadi pelayan kamu? Yang kamu katakan sangat tidak jelas dan tidak masuk akal."
"Memangnya kau anggap hubungan kita sebagai apa? Tidak ada hubungan spesial di antara kita. Hubungan yang kau bangun dengan Raka hanyalah tipuan. Yang berdiri di hadapan mu sekarang cuma Marcel."
Menyadari keanehan dari Marcel membuat Bella ketakutan. Apalagi saat Marcel mulai mendekati Bella dengan tatapan dan senyum yang sulit di artikan membuat empunya mulai merasa ketakutan.
"Raka aneh, aku tidak mau di sini, aku mau pulang!" Teriak Bella. Namun Marcel malah semakin menunjukkan sikap aneh.
Mata Bella mulai memanasa bersiap akan menangis. Dengan perasaan takut Bella mendorong kuat dada bidang Marcel. Dia bangkit dari ranjang lalu berjalan menuju pintu.
Tapi baru saja menyentuh gagang pintu. Bella di buat terkejut saat Marcel menjambak kuat rambutnya. Bahkan Marcel menyeret paksa tubuh kembali keatas ranjang.
"Raka apa yang kamu lakukan? Kamu menyakitiku." Bella menangis memegangi rambutnya yang telah kusut akibat remasan tangan Marcel.
"Raka, Raka, Raka. Sudah aku katakan padamu namaku Marcel. Kau bodoh atau bagaimana?" Bentak Marcel.
Bella yang menerima bentakan langsung meneteskan air mata. Sedangkan Marcel yang langsung mengalihkan pandanganya dari Bella agar tidak melihat tangisan gadis itu.
"A-aku mohon lepaskan aku Raka," ucap Bella sesenggukan.
"Aku akan melepaskan mu nanti setelah aku selesai dengan urusanku dan setelah kau mati di tanganku."
Bella bangkit dari ranjang kemudian memeluk tubuh Marcel. Berharap agar Marcel mengasihaninya. Namun Marcel tetap tidak mau melihat kearah Bella yang memelas.
"Aku mohon kasihani aku Raka. Biarkan aku pergi dari sini."
Bella masih berharap Marcel akan mendengarkan permohonan nya.
Marcel menghempaskan tangan Bella dari tubuhnya lalu dengan kasar menampar wajah Bella sampai terjatuh ke lantai. Membuat pipi putih Bella memerah serta sudut bibirnya berdarah akibat kuatnya tamparan Marcel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella - "A" series #1[END]
Storie d'amoreTamparan keras melayang dari tangan seorang pria yang tepat mengenai wajah seorang gadis dihadapannya. Gadis yang dia jadikan objek balas dendam untuk segala rasa sakit dan kehilangan yang ia rasakan. ================================ (Cerita ini men...