❄️48❄️

23.2K 2.1K 287
                                    

Happy Reading...




Comment




Follow




Share




Vote

❄️❄️❄️

Tenaga medis mulai berdatangan membantu para pengawal yang terluka, sang Raja yang sadar Obi tergeletak mulai berlari kearah anak kecil itu.

"Kenapa dia ada di sini?" Tanya sang Raja.

"Maaf Yang Mulia, anda memerintahkan seperempat pasukan untuk bertarung"

"Tapi dia masih anak-anak! Dia seharusnya berlindung bersama yang lain!" Muka sang Raja mulai memerah menahan amarah.

"Maafkan saya yang Mulia" Pengawal itu bersujud di kaki sang Raja.

Hening. Tak ada satupun suara. Bahkan pasukan yang baru tiba pun ikut diam, tak ada yang berani berbicara.

"Bagaimana aku memberi tahu kan nya pada Kenzie" Sang Raja mulai meneteskan air matanya.

"Maafkan saya Obi. Kau gugur sebagai pahlawan" Raja Fabastiano menutup mata Obi.

Para pasukan sigap menancapkan pedangnya dan berjongkok dengan satu kaki sebagai penghormatan terhadap Obi. Sang pahlawan muda.

Di Academy, di sore hari. Hati Kenzie diselimuti kegelisahan sejak siang tadi. Ia tak bisa makan, tak bisa diam.

"Aku merasakan sesuatu yang tidak beres"

Dan setelah mengatakan itu, Kenzie berteleportasi ke kerajaannya.

Betapa kagetnya ia setelah menginjakkan kakinya di istana. Semuanya kacau. Retakan tanah dimana-mana terlihat seperti terkena petir yang dahsyat.

Ia melihat mayat Sheith bergelimpangan di tanah.

"Sialan. Istana diserang tapi tidak ada yang memberitahukan padaku sama sekali" Kenzie mulai berlari ke gerbang depan.

Terlihat semua orang tengah menundukkan kepalanya mengitari ayahnya yang tengah memangku seseorang.

Perasaan nya mulai tidak enak. Ia berlari lebih cepat dan melihat dengan mata kepalanya sendiri, sahabat nya lah yang tengah dipangku oleh ayahnya, dengan keadaan yang sudah tak bernyawa.

"O-Obi?"

Kakinya melangkah dengan goyah. Sang ayah yang melihat anaknya tiba-tiba datang, terkejut bukan main. Ia menurunkan Obi dari pangkuannya agar Kenzie bisa lebih dekat dengan sahabatnya itu.

Kenzie terduduk di samping Obi.
"Hei kau tak apa kan?"

Tak ada jawaban.

Ia mulai menggoyangkan tangan Obi.
"Ja-jangan bercanda. Besok, hari kenaikan kelas ku. Bukannya kau berjanji akan datang? Bagaimana janjimu yang mau berada didekat ku selamanya?" Suara Kenzie mulai tercekat.

Queensha JovankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang