BAB 34 Klarifikasi

103 11 0
                                    

Q: "Kali ini lo beneran yakin sama keputusan lo?"

Sela: "I think.... cukup yakin"

AKSELA

Sebelum memencet bel Aksel mengatur napasnya dulu sekaligus menenangkan jantungnya yang kini berdebar kencang. Ia menghembuskan napas lewat mulut kemudian menekan bel.

Aksel agak kaget ketika pintu dibuka dengan cepat. Gadis berambut merah jengger ayam itu juga kaget ketika mendapati Aksel alias mereka sama-sama terkejut.

"Bang Aksel" sapa Daisy sok kenal.

"Sela ada?" tanya Aksel.

"Mba Sela udah tidur"

Kening Aksel mengkerut. "Jam segini? tumben"

"Tau tuh katanya mau tidur cepet"

"Yaudah gak papa gua tungguin sampe dia bangun"

"Maksudnya abang mau nginep?"

"Ya... kalo dia bangunnya besok pagi ya gua tungguin"

"Kalo gak bangun-bangun gimana, bang?"

"Lu bohong, ya?" ucapan Aksel seketika membuat Daisy membatu.

Daisy mengedip cepat sebanyak dua kali.

Ketika Aksel hendak masuk Daisy langsung menghadangnya dengan cepat. Harusnya Daisy tidak usah ngeles lagi sebab dari wajah paniknya saja Aksel sudah tau kalau dia berbohong.

"Mau ngapain bang?"

"Sela belom tidur, kan?"

"Yeh, ditanya malah balik nanya mulu" kesal Daisy. "Mau ngapain dulu"

"Gua kasih sejuta lu minggir"

"Yaelah bang, kalo sejuta doang mah dibawa ngedip juga habis"

"Checkoutin keranjang shoppe lo"

"Mba, gak usah pura-pura tidur, bang Aksel udah pergi" seru Daisy sembari berbalik badan. Kalau gini kan sama-sama enak.

"Ah, akhirnya pergi juga itu..." ucapan Sela tiba-tiba berhenti gara-gara dia lihat sesosok pria yang hampir saja disebut namanya. Otomatis Sela melipat bibirnya ke dalam.

Sela terpaku di depan pintu kamarnya dengan pandangan menatap ke arah Aksel. Mau menghindar juga tidak bisa sebab hal itu hanya membuatnya keliatan bodoh. Situasi ini benar-benar membuatnya mematung.

"Mau gua bikinin minum, bang?" tawar Daisy.

"Daripada bikin minum mending keluar dulu gih" balas Aksel.

Agak nyelekit memang tapi tidak apa-apa. Demi keranjang belanja yang di checkout tentu saja Daisy tidak akan marah meski Aksel memanggilnya pembantu seperti waktu itu. Tidak apa-apa.

"Oke deh, kalo udah kelar bilang aja" kata Daisy sembari berlalu.

Sela berusaha mengkode ke Daisy tapi si jelmaan iblis itu malah keluar. Dia lebih nurut ke Aksel daripada ke Sela. Memang kurang ajar itu anak.

Sela pun membuka pintu kamarnya dengan cepat, tapi Aksel berhasil menghentikannya. Dia benar-benar malu sampai memunggungi pria yang masih pakai stelan jas itu.

"Kok ngehindar, sih? gua cuma mau ketemu lo doang" kata Aksel.

"Gue lagi gak enak badan" kata Sela.

"Bagian mana yang gak enak?"

Jantung Sela rasanya mau copot ketika dengar suara Aksel yang terdengar lebih jelas dari sebelumnya. Benar-benar jelas seperti cowok itu ada di belakangnya.

AKSELA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang