BAB 4 Aksel atau Sela yang Licik?

379 27 1
                                    

Q: "Kenapa lo kesel banget sama Aksel?"

Sela: "Bukannya kesel ya, tapi mukanya ngajak ribut mulu."

—A K S E L A—

Sama seperti murid lain, Sela hanya suka jam kosong di mana ia bisa kelayapan di sekolahnya yang agak besar. Mumpung sedang tidak ada guru ia sengaja keluar sendirian, memerhatikan lapangan dari lantai dua.

Menyebalkannya lagi dia malah dimasukkan ke sma favorit yang isinya anak-anak pintar. Dulu Sela sudah memilih sekolah buangan yang isinya berandalan, tapi sahabat baiknya tidak mengizinkan. Sma tujuan Sela dan Tania sama, makanya mereka cocok.

Sela menghela napas. Walaupun bergaul dengan anak tidak benar bukan berarti dia siswa bermasalah di sekolah. Sejak awal masuk sampai jadi siswa tahun terakhir belum ada catatan di BP sebab Sela tau, punya masalah di sekolah malah berakhir rumit. Banyak pihak yang terlibat hanya karena masalah sepele.

Kadang Sela berpikir kenapa dia dan Tania masuk ke sekolah keren padahal mereka sama sama tidak punya niat belajar. Pintar tidak, bodoh juga tidak.

"Lo lagi mikir apaan?" tanya Tania yang tiba tiba berdiri di sebelahnya.

Sela menoleh sekilas kemudian menatap ke arah lapangan lagi. "Kayaknya gue harus ketemu Nancy." suaranya terdengar lesu.

"Nancy? Emang lo punya kontaknya? Bukannya udah lost kontak?"

"Masalahnya bukan itu." Sela mengusap kepala sampai rambut di kedua belah sisinya ke belakang. "Nancy yang ngenalin Adam ke gue, kalo kita ketemu pasti dia ngebahas hubungan gue sama Adam."

"Terus? Lo ngerasa gak enak?"

"Lo ikut dong biar sekalian kenalan." ledek Sela.

"Nyari mati, ya? Minggu kemaren gua kegep malakin adenya, si Daisy. Mau bunuh gue?"

Sela menyengir lebar. "Lo ribut dong sama dia?"

"Mana berani gua ribut sama Nancy."

"Yaelah, berandal kayak elo masa takut sama Nancy."

"Kenapa sih lo gak satu sekolah sama Nancy aja?"

"Gue sih maunya begitu, tapi Nancy gak ngebolehin. Hatersnya Nancy nyebar di mana-mana, dia gak mau nyusahin gue."

"Kalo dipikir pikir nih ya, orang di sekitar lo pasti gak ada yang gak punya masalah. Si Aksel itu kan dulunya pentolan di sma dia, lo tau gak?"

"Tau, makanya gue kacungin." jawabnya enteng.

"Lo tau gak sih rahasia umumnya si Aksel?"

"Tumben lo gosip?"

"Yah, daripada ngerokok di jam segini, mending gosip."

"Yaudah iya, rahasia apaan?"

Sebelum bicara, Tania menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan keadaan di sekitar mereka. Sekiranya sudah aman baru ia mendekat ke telinga Sela kemudian membisikkan sesuatu.

"Aksel itu homo."

"Wah, ternyata yang kemarin dia bilang itu serius." Batin Sela.

"Gak salah denger nih?"Sela pura-pura baru tau.

"Buat nutupin rahasia itu, dia pura pura macarin cewek cantik dan suka sama cewek mas lo, si Lutfi."

"Pantes si Lutfi deket-deketin gue sama Aksel terus, ternyata dia juga tau rahasianya Aksel."

"Mending deket sama Aksel, gak baperan, gak punya rasa napsu sama cewek, lagi."

"Wah gila ya, seberandal berandalnya cewek nalurinya tetep tukang gosip."

AKSELA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang