BAB 20 Aksel Ngambek Sela Bingung

215 17 1
                                    

Q: "Aksel masih ngambek?"

Sela: "Ah kesel gue udah gede masih aja baperan padahal tau gue sarkas"

-AKSELA-

Tanpa banyak omong Sela pun menghampiri Aksel kemudian mengecup pipi cowok itu. Kali ini Sela makin bingung karena Aksel tidak bereaksi aneh kecuali tatapannya yang semakin tajam.

"Maksud lo apa?" Tanya Aksel dengan nada biasa.

Sela tidak menjawab dan memilih pergi ke kamar namun Aksel menggenggam tangan Sela dengan kuat.

"Coba jelasin maksud lo apa?"

Lagi dan lagi Sela tidak mengeluarkan sepatah kata atau ekspresi untuk menunjukkan perasaannya. Dia menatap Aksel dalam-dalam selama beberapa detik untuk mengusir rasa penasaran.

Setelah beberapa saat akhirnya Sela menemukan jawaban.

"Sorry, gue gak bisa bales perasaan lo." pungkas Sela sambil melepas tangan Aksel.

Anjing gua mikir apaan sih. Sela menggeleng berusaha menghapus pikiran konyol tadi.

"Mabok lo ya?" Aksel menatap Sela aneh. Ia mengambil barang miliknya yang ada di atas sofa lalu melangkah ke luar.

Sampai di luar apartemen pun Aksel masih bingung kenapa Sela tiba-tiba diam setelah menerima telpon dari teman sekampusnya, Dara. Bola mata Sela yang menatapnya begitu intens sudah pasti membuat tanda tanya besar. Lebih baik Sela marah-marah daripada dia diam seperti itu. Aksel kan jadi bingung.

Sebelum menginjak gas, Aksel merasa ada yang salah. Apa tadi dia keterlaluan? Habisnya Sela berbuat seenaknya terus jika tidak ditegur dia akan terus begitu. Tapi Aksel merasa tidak enak. Dia tidak ingin dibilang kasar oleh Sela untuk yang kedua kalinya.

Di sisi lain,

Sela menghela napas seraya duduk di atas kasur. "Kok gue agresif banget jadi cewek?" ucapnya dengan tangan yang menyentuh bibirnya yang tebal.

"Tapi Aksel oke juga" lanjutnya.

🧳🧳🧳

Musik yang diputar keras menggema tempat besar ini yang diterangi oleh penerangan minim cahaya. Awalnya Sela tidak berniat datang namun tiba-tiba ia ingin. Bukan club pacarnya yang ia datangi melainkan club lamanya tempat dia nongkrong bersama teman-temannya.

Belakangan ini Sela jarang datang jadi dia diledek habis-habisan oleh yang lain. Gadis yang rambutnya dibiarkan digerai ini cuma senyum-senyum sambil menikmati suasana.

Kinan menuangkan minuman ke gelas kecil lalu diberikan ke Sela.

"Gak maen yang kayak gitu." tolak Sela sembari mengambil botol minuman lain yang belum dibuka.

Dengan keahlian yang dimiliki Sela membuka penutup botol besar itu kemudian meneguk langsung dari botolnya. Kini kemampuan minumnya meningkat jadi tidak gampang mabuk. Sela semakin keren sampai mantannya tidak berhenti menatap ke arahnya.

"Sombong lo " kata cewek yang duduk di sebelah Sela.

"Gue sibuk, bukan sombong " jelas Sela lalu meneguk lagi minumannya.

Adam pun mengambil botol yang tengah Sela pegang. "Jangan minum banyak! Nanti siapa yang mau nganterin lo balik?"

"Bukannya lo mau nganterin Sela, dam?" Celetuk yang lain.

Sela berdecih. "Yaelah kayak yang baru kenal gue sehari aja." dia meraih botol minumannya.

Mendengar ucapan konyol disertai kata kasar selalu jadi hiburan kalau teman-temannya ini yang bicara. Sela dibuat tersenyum terus oleh kelakuan orang-orang sinting di meja ini sampai ingin menyalakan sebatang rokok tapi tidak jadi.

AKSELA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang