BAB 15 Keputusan Aksel

202 17 0
                                    

Q: "Gimana? Beneran yakin?"

Aksel: "Kalo gak yakin ngapain gua sampe beli cincin? ini gua niat banget"

—AKSELA—

Pandangan Sela menatap ke sekitar ruangan besar ini dengan takjub. Kalau tidak ada tantenya mungkin ia teriak-teriakan tidak jelas sambil berlari kesana-kemari. Bagaimana tidak, tante Jisu membawanya ke salah satu unit apartemen  yang di dalamnya lengkap dengan furniture.

"Gimana? Suka?" Tanya tantenya.

Sela menoleh kemudian mengangguk cepat. Dia melangkah cepat ke sofa yang menghadap ke dinding kaca yang tertutupi gorden putih. Ia meletakkan tasnya di atas sofa lalu membuka gorden untuk melihat pemandangan kota dari lantai lima belas. Gadis yang masih memakai seragam putih abu-abu ini sangat senang hingga tidak bisa berkata-kata.

Apartemen ini adalah miliknya. Kunci yang ia pegang sudah tidak berguna karena pintunya sudah diganti jadi lebih modern. Dia masuk ke sini bisa dengan menekan kata sandi. Semudah itu.

"Dari kapan kamu keluar dari rumah itu?" Tanya Jisu yang kini duduk di sofa.

"Dari bulan kemaren." pandangannya tidak beralih.

"Kamu seneng dong?"

"Banget."

"Sekarang gak usah ngekos lagi ya! Kamu pindah aja ke sini. Nanti tante yang ngomong ke mama kamu biar tante aja yang urusin kamu. Setuju kan?"

Sela pun berbalik lalu duduk di sebelah Jisu. "Beneran tante? Sela tinggal sama tante di sini?" Sela senang bukan main.

"Tante sih gak tinggal di sini soalnya ini kan rumah kamu." Jisu menyilangkan kedua tangannya di dada. "Kamu kan sukanya bebas, nanti kalo tante di sini kamu ngerasa gak nyaman."

"Tapi tante bakal mampir, kan?"

"Iya dong, masa iya gak nengokin kamu."

"Uang jajan Sela juga dari tante?"

"Kamu mau berapa juta sehari?"

"Ya... kira-kira cukup buat jalan sama dugem lah."

"Kamu ini kayak aku aja waktu masih muda."

"Tapi boleh kan?"

"Boleh, selama kamu gak mabok ya dateng aja. Namanya juga anak muda."

"Tante doang emang yang ngerti Sela."

"Kamu beneran gapapa kan tinggal sendiri?"

"Gapapa banget " jawab Sela sembari mengangguk. "Sela bisa urus diri sendiri, gak usah takut. Yang penting kan uang jajan ngalir."

"Masalah uang kamu gak usah pikirin. Yang penting kamu bahagia sama sekolah yang bener."

"Tante, Sela belum ambil raport tau! Besok tante aja ya yang ambil."

"Emang udah semesteran? Kok cepet banget?"

"Enggak bukan gitu. Sela belum pernah ambil raport dari kelas 10, tau peringkat juga dari temen. Tante yang ambil ya."

"Yaudah besok tante ke selolah kamu."

"Sela boleh ajak temen nginep, kan? Boleh ya tante." pinta Sela dengan penuh harap. "Ya, ya."

"Boleh, kamar ada dua jadi kamu boleh bawa temen. Kalo bawa temen main bersih, ya!"

"Pasti."

"Tante tinggal ke kantor dulu ya! Nanti kalo butuh apa-apa telpon aja."

AKSELA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang