BAB 32 Ngobrol

122 12 0
                                    

Q: "Mau sampai kapan gak ngasih kepastian?"

Sela: "Sampai gue yakin, maybe."

—AKSELA—

"Ahelah, sial banget pagi-pagi liat beginian." ucap Sela dengan suara pelan.

Di tengah situasi yang teramat cangung gini Lutfi bisa-bisanya sepik jalan ke meja makan terus menuang air ke gelas. Sela sampai tidak kepikiran Lutfi melakukan hal itu.

"Kirain udah pulang mas." Sela berupaya memecah keheningan.

"Ketiduran, gak tau kalo udah pagi." balas Lutfi dengan nada lemah. Setelah itu dia menoleh ke Raisa yang tengah menatap Lutfi dengan mata bulatnya.

"Hai, apa kabar?" Sapa Lutfi.

Lutfi sehebat itu. Dia menyapa Raisa tanpa suara bergetar. Kalau hati sih tidak tau, soalnya hanya Tuhan dan Lutfi yang tau.

"H-ha?" Raisa agak cengo.

Ponsel Sela yang berdering tiba-tiba seketika makin memecah keheningan. Sela sendiri sampai kaget dengar suara dering ponselnya.

Dari layar tertulis nama 'Aksel' di sana. Dengan cepat Sela mengarahkan ponselnya ke telinga lalu mengubah arah pandangannya.

"... oh, lo di depan... tunggu"

Sela langsung mengakhiri panggilan. Bukan cuma dua mantan pasangan itu tapi Sela juga merasa tidak nyaman dengan atmosfer di sini. Oleh sebab itu, ia bergegas membuka pintu apartemen untuk menyapa Aksel sebentar.

"Kok lo panik?" Aksel yang baru datang kebingungan.

"Nanti gue jelasin." ucap Sela. Dia menoleh ke arah dapur kemudian berkata, "Mas, mba, Sela keluar dulu ya bentar ada urusan mendadak."

Gadis yang pakai jins denim pendek itupun keluar dengan cepat kemudian menutup pintu rapat-rapat. Baguslah Aksel datang tepat waktu jadi Sela bisa selamat dari situasi tadi.

"Lo kenapa sih?" Tanya Aksel.

"Ayo pergi dulu nanti gue ceritain." ucap Sela sembari menarik Aksel disertai langkah cepat.

🧳🧳🧳

Akhirnya Sela bisa menghela napas lega. "Untung lo dateng." 

"Kenapa tuh?" 

"Gila tadi suasananya gak enak banget. Serasa jadi nyamuk nih gue." ucap Sela. "Gue gak tau kalo mas Lutfi masih di sini eh ada mba Raisa. Endingnya lo bisa tebak sendiri lah." 

"Harusnya tadi gua masuk aja. Mereka tuh kalo gak dikomporin gak bakal selesai masalahnya." 

"Tapi lo tau gak sih kenapa mereka tiba-tiba putus gitu? aneh aja gitu, gak ada hujan gak ada badai tiba-tiba kandas. Kan gak make sense." ucap Sela habis itu duduk di kursi yang ada di tepi kolam renang apartment. Begitu juga dengan Aksel yang duduk di sebelah Sela. 

"Gua juga gak tau soalnya Lutfi sendiri aja gak tau alasannya apalagi gua." 

"Ya kan siapa tau mba Raisa cerita." 

"Intinya sih gini, kalo Raisa gak cerita ke gua atau orang terdekatnya berarti masalahnya fatal." 

"Perasaan mas gue orangnya baik deh. Udah gitu bucin goblok gitu masa iya masih di putusin." 

"Lo liat aja mukanya Raisa, apa dia setega itu mutusin Lutfi tanpa alasan? pasti ada alasannya." 

"Ah, bodo amat deh. Pusing-pusing gue mikirin masalah orang." ucap Sela. "Sengaja gue tinggalin mereka berdua biar ngobrol." 

AKSELA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang