Air Mineral lagi?

218 64 21
                                    

"Vy, ayo cepetan ke kantin, laper nih" Ajak Kayla, bel istirahat sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Kayla juga sudah merapikan buku-bukunya yang berserak di atas meja.

"Gak ah, gue mau lanjut baca novel. Semalem baru setengah" tolak Vyola, mentang-mentang ia memiliki novel terbaru. Kayla menjadi sasarannya, berasa ga di anggap kalau dia ada di dekat sepupunya itu yang selalu sibuk dengan novel.

"Gue traktir lagi deh, mau makan apa lo?" Rayu Kayla, uang tabungan masih cukup untuk mentraktir makan Vyola jika hanya seporsi.

"Ehm, mau makan-makanan yang mahal ah" goda Vyola, Kayla terlihat menghela nafas. Kenapa Vyola selalu memanfaatkannya?

"Ya udah ayo cepetan, urusan makanan aman-aman aja" Kayla menarik tangan Vyola. Vyola terpaksa bangkit dari kursi, tidak lupa membawa novelnya yang sempat ia baca sedikit tadi.

Memangnya apa sih serunya dunia novel? Kenapa lebih suka dunia halusinasi daripada menjalani hari di dunia yang nyata? Hati Kayla bersuara, mencibir kesukaan sepupunya itu. Ia tidak suka sekali dengan kegiatan membaca, membaca buku pelajaran saja Kayla malas apalagi membaca novel seperti Vyola. Pantas saja Vyola lebih pintar daripada dirinya.

Mereka berdua lalu keluar dari kelasnya, berjalan santai di koridor. Kayla sibuk bercerita hal-hal aneh pada Vyola, termasuk hal yang tidak masuk akal tentang Agra. Vyola menanggapinya dengan beberapa kata saja, selebihnya ia fokus terhadap novelnya. Tetap membaca walaupun sedang berjalan.

"Wuih!!! Gila, udah kayak pasar aja nih kantin sekolah lo" kata Kayla ketika mereka sampai di depan pintu kantin.

Vyola menjitak kening Kayla yang membuatnya merintih kesakitan atas kelakuan Vyola.

"Kantin sekolah lo juga, bego" ujar Vyola.

"Iya Vy Iya!!! Gue emang bego. Puas lo?" Kata Kayla kesal, Vyola selalu saja memakinya dengan kata-kata seperti itu, ya walaupun sudah terbiasa, tapi bosan juga lama-lama jika yang keluar hanya kata-kata itu. Walaupun itu juga sebenarnya fakta sih. 

Vyola tidak menanggapi kekesalan Kayla dan segera menarik tangan yang sedang sibuk mengelus kening itu agar segera memasuki kantin.

Ciri-ciri orang kepengen cepet di traktir—oke lupakan.

"Bang, burger cheese-nya tiga" Vyola memesan makanan, kemudian mengajak Kayla duduk di salah satu bangku di kantin itu. Kayla nampak bingung.

"Kok tiga Vy? Satu lagi buat siapa?" Tanya Kayla pada Vyola guna menghilangkan kebingungan di otaknya.

"Gue dua, lo satu" jawab Vyola santai, ia kembali lagi pada novelnya.

"Dasar, rakus lo" ejek Kayla.

"Biarin, rakus gue juga gak bikin gendut" jawab Vyola. Kekesalan Kayla bertambah, ia ingin menimpali perkataan Vyola tetapi pesanan mereka tiba-tiba sampai. Membuat Kayla harus memendam kekesalannya dan diam menikmati makanan itu.

Kayla meminum habis jus alpukat yang ia pesan, kemudian mengelap bibirnya dengan tissue yang sudah di sediakan di atas meja itu.

"Kenyang banget gue" kata Vyola.

"Mau nambah lagi gak? Biar gendut" kata Kayla.

"Mau, nambah sepuluh buah lagi boleh gak Kay? Kan lo yang bayarin aduh!!!" Ucapan Vyola terpotong karena Kayla yang menginjak kakinya di balik meja.

Kayla menampilkan wajah yang tidak bersahabat. Lalu segera pergi meninggalkan Vyola. Vyola membiarkan Kayla meninggalkannya sendiri di kantin itu, sendiri bukan menjadi masalah bagi Vyola. Ia masih enggan untuk beranjak, masih ingin membaca novel di sana sambil menghabiskan gelas kedua lemon tea yang sempat ia pesan tadi.

Langit & SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang