Tok tok tok
Senja mengetuk pintu rumah Langit. "Assalamualaikum" tak ada jawaban dari dalam rumah.
"Langit, ini Senja datang" kata Senja dengan suaranya yang agak besar.
"Bentar" suara seorang wanita dari dalam rumah Langit. Dan pintu rumah tersebut pun terbuka, menampilkan seorang wanita dengan rambutnya yang sebahu. Ya, itu ibunya Langit, Nia. "Cari siapa nak?" Tanya Nia kepada Senja.
"Cari Langit tante" ucap Senja sambil menyalimi tangan Nia.
"Langit?" Tanya Nia.
"Iya Tante" jawab Senja.
"Langit siapa nak?" Tanya Nia lagi.
"Eh Senja, ayok masuk" tiba-tiba Langit muncul kemudian ia menarik tangan Senja, mereka pun kini sudah berada didalam rumah Langit. Nia yang memperlihatkan anak semata wayangnya itu pun hanya tersenyum, kemudian ia kembali lagi ke dalam dapur.
"Kita mau ngapain Langit?" Tanya Senja.
"Temenin aku main bola dilapangan mau gak? Ini pertama kalinya aku main bola, temenin ya" kata Langit yang dijawab "yaudah ayok" oleh Senja.
"Maaa... Aku kelapangan bola dulu sama Senja ya!!!" Teriak Langit dari ruang tamu.
"Pulangnya jangan sore sore" teriak Nia dari dalam dapur.
"Siap ma!!! Assalamualaikum!!"
"Waalaikumsalamm"
Langit dan Senja pun keluar rumah, Langit mengambil bola yang ada disamping pagar rumahnya, tangan kanannya memegang bola, dan tangan kirinya menarik tangan kanan Senja. Mereka pun menuju lapangan dengan tangan yang saling menggenggam.
"Aku mau es krim itu, tapi aku gak bawa uang" kata Senja, ia menunjukkan wajahnya yang nampak lesu. Langit pun bingung, ia ingin membelikannya untuk Senja, namun ia juga tak membawa uang. Mereka berdua pun duduk dipinggir lapangan, Langit nampak diam sedang memikirkan sesuatu. Sedangkan Senja, ia hanya menatap tukang es krim itu.
"Senja mau es krim yang rasa apa?" Tanya Langit.
"Cokelat enak deh kayaknya lagi panas panas gini" jawab Senja. "Emang kamu bawa uang?" Tanya Senja.
"Bawa, bentar ya Langit beliin dulu buat Senja. Senja tunggu disini dulu ya" kata Langit. Kemudian ia menuju ke tukang es krim tersebut.
"Mang es krim cokelat satu berapa?" Tanya Langit ke mamang es krim.
"Lima ribu dek" jawab tukang es krim itu.
"Mang, aku mau beli es krim cokelat tapi gak bawa duit" kata Langit.
"Ya udah gak usah beli" sahut si penjual es krim tadi.
"Tapi kasihan temenku yang disana mang" kata Langit sambil menunjuk Senja diujung lapangan. "Gini aja mang, mamang ambil duitnya dirumah ku. Rumah ku yang itu" Langit pun menunjuk rumahnya. "Ya mang, boleh kan?" Tanya Langit.
"Beneran itu rumah kamu?" Tanya mamang es krim.
"Iya mang, namanya mama Nia. Mamang bilang aja anaknya tadi ngambil es krim cokelat satu" kata Langit.
"Yaudah nih" dan si penjual es krim itu pun memberikan satu es krim cokelat kepada Langit. "Makasih banyak mang, semoga rezeki mamang lancar, aminnn" kata Langit, kemudian Langit menjauh dari tukang es krim tadi.
"Untung bocah" cibir si penjual es krim itu.
Langit menghampiri Senja dengan tangan kanan yang memegang sebuah es krim cokelat. "Nih buat Senja" kata Langit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Senja
Romance#3 in kulkas ( 1 Mei 2020 ) #3 in Gunawan (26 Sep 2020) SENJA TERLALU CERAH BUAT LANGIT YANG SELALU MENDUNG "Kalau kamu bisa panggil aku senja" kata gadis kecil itu sambil melihat langit seperti yang dilakukan anak laki-laki disampingnya. "Kenapa?"...