Kayla berangkat ke sekolah dengan keadaan mata yang sembab, semalaman ia menangisi jajanannya yang terbuang sia-sia. Jika malam itu ia bisa keluar rumah, Kayla berniat mengambil lagi jajanannya itu. Sangat disayangkan sekali, padahal jajanan itu bisa bertahan dikulkasnya paling lama dua hari.
Kayla masuk ke dalam kelasnya dengan langkah perlahan, ah lebih tepatnya langkah yang sangat terlihat malas. Semua murid yang sudah berada dikelas pagi itu, menatap kedatangannya dengan tatapan bingung.
Kenapa pada liatin? Batin Kayla, ia risih jika dilihat dengan tatapan seperti itu.
"Ehem ehem" suara Kayla memecahkan keheningan dikelas, membuat mata yang tak diundang tatapannya tadi beranjak melihat objek lain.
Saat Kayla sampai di bangkunya, Vyola belum ada tanda-tanda keberadaannya. Membuatnya dilanda kesepian, tapi itu tidak bertahan lama.
Ketika Kayla mendaratkan pantatnya di kursi, Vyola meletakkan tas nya dimeja, hal itu membuat Kayla tersenyum walaupun matanya masih nampak sembab.
"Kenapa lo?" tanya Vyola sambil duduk juga di kursi.
"Gak papa" jawab Kayla santai, ia pasti akan malu jika Vyola tau dirinya menangisi hal yang seharusnya tidak perlu, dan juga pasti bakal kena omel.
Akhirnya Vyola mengalihkan tatapannya, ia merogoh tasnya diatas meja dan mengambil novel yang masih terbungkus plastik, tanda bahwa novel itu masih baru.
Kayla menghela nafas, apakah Vyola tidak bosan membaca buku yang halamannya beratus-ratus tanpa ada gambar seperti itu? Pikir Kayla, lantas ia memainkan ponselnya sambil menunggu guru yang akan mengajar.
Tetapi yang ditunggu tidak datang, yang datang justru dua orang yang lengkap dengan almamater OSIS, juga dengan bet yang menunjukkan bahwa mereka seorang kakak kelas.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhhh, selamat pagi semua" sapa seseorang diantara kedua orang yang sedang di berdiri di depan itu.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhhh, pagi kak" jawab sebagian murid dan Kayla termasuk ke dalam orang yang tidak menjawab salam itu.
"Kenalin saya Apriansyah Artadinata, saya menjabat sebagai ketua OSIS di SMA ini, kalian bisa panggil saya dengan nama pendek Rian" katanya sambil menampilkan lesung di kedua pipinya, hal itu membuat para siswi berteriak histeris, kecuali Kayla dan Vyola. Mereka hanya saling bertatapan dan menahan tawa masing-masing.
"Tenang dulu, tenang! Sedangkan orang yang di sebelah saya ini wakil ketua OSIS, namanya Dira Rahayu, cantik kan?" perkataan ketua OSIS itu berhasil membuat para siswa berbisik-bisik pelan, tapi masih bisa di dengar sebagian.
"Kemarin waktu MPLS, kalian ada lihat kita berdua gak?" tanya Dira.
"Enggak kak"
"Kemana kak?"
"Ih iya ya"
Dan macam-macam lagi jawaban yang terdengar.
"Hahaha, kita baru pulang kemarin dari pertukaran pelajar di Lombok, oh iya, kalian juga bisa lho ikutan juga. Nanti datang aja ke kakak ya kalau mau tanya-tanya" sahut Rian.
"Kelas berapa kak?"
"Rumahnya dimana kak?"
"Nomor wa aja kak!"
"Kasih id Line mantap kak"
"Eh eh eh, kok macem-macem sih maunya. Kalau mau tanya lebih lanjut lewat Instagram aja ya" kata Rian
"Modus lo bisa aja" kata Dira sambil menyikut pinggang Rian, Rian lantas tertawa kemudian mengambil spidol dan menuliskan sesuatu di papan tulis.
@aprianata

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Senja
Romance#3 in kulkas ( 1 Mei 2020 ) #3 in Gunawan (26 Sep 2020) SENJA TERLALU CERAH BUAT LANGIT YANG SELALU MENDUNG "Kalau kamu bisa panggil aku senja" kata gadis kecil itu sambil melihat langit seperti yang dilakukan anak laki-laki disampingnya. "Kenapa?"...