"Vy ish!!!" Kayla menggebrak kecil meja kantin yang ditempati Vyola.
Vyola hanya mendongak dan menatap Kayla, tangannya mengambil tisu dan membersihkan mulutnya.
"Kenapa lagi?" tanya Vyola.
"Lo tuh yang kenapa main ninggal-ninggalin gue terus" jawab Kayla, dia pun ikut duduk dihadapan Vyola. Dan mengambil gelas minuman Vyola yang masih tersisa sedikit dan meneguknya habis.
"Dikira ngejar gak capek apa?" Sambung Kayla. Gadis itu kemudian terlihat mengatur emosinya.
"Tuh tau kalo capek" balas Vyola dengan cuek. Namun perkataan Vyola barusan tidak dihiraukan oleh Kayla.
"Kay" panggil Vyola, nadanya terdengar serius.
Kayla menoleh dengan raut wajah bingung.
"Lo yakin masih mau ngejar Agra?" tanya Vyola.
"Yakin seyakin-yakinnya" jawab Kayla mantap.
Kak Agra pasti bakal suka balik, yakin Kay, yakin. Batin Kayla.
"Seberapa yakin lo? Lihat tuh!" Kata Vyola, Kayla yang semakin penasaran pun melihat kemana arah telunjuk tangan Vyola.
Tangan Vyola mengarah ke tengah lapangan, lapangan basket. Di sana kelas Agra masih nampak sibuk berolahraga, namun mata Kayla menangkap kejadian lain.
Mata Kayla melihat Agra yang sedang memaki seorang perempuan, dari jauh terlihat cukup sadis. Gadis itu nampak terus menunduk, tidak berani mengangkat kepalanya, apalagi menatap mata Agra.
"Dia jahat begitu dan lo masih suka ke dia Kay?" tanya Vyola.
Namun kali ini Kayla tidak menjawab pertanyaan Vyola, tangannya meremas botol air mineral tadi, botol yang tidak diambil Agra saat Kayla memberikannya. Sedangkan matanya masih melihat Agra dengan perempuan tadi.
"Cowok disini banyak kok Kay yang lebih lembut daripada dia, yang lebih menghargai perempuan, kenapa lo malah suka ke manusia jiwa setan itu?" Vyola semakin menyudutkan Kayla, seolah-olah Kayla yang paling bersalah saat ini.
"Ayo dong Kay, jang—"
"Stop Vy!!!" teriak Kayla, bersamaan dengan di lemparnya botol air mineral yang tadi sempat ia remas, membuat botol itu entah berada dimana sekarang.
"Ini hati gue, stop nyalahin gue, berhenti seolah-olah gue ini bodoh, gue ini salah udah suka sama dia" Kayla mengucapkan dengan satu nafas.
"Lo juga tau kan hukum cinta itu apa?"
"Gak akan ada yang tau dia mau berlabuh dimana dan kapan dia mau berlabuh, gue gak salah Vy!!! Gue gak salah naruh hati gue buat kak Agra," sambung Kayla, dan kini semua sorot mata orang-orang yang berada di kantin itu melihat pertengkaran mereka.
"Gue juga gak tau bakal sesuka ini sama kak Agra, ini urusan hati gue Vy!!"
"Gak ada yang salah disini!!! Berhenti nyalahin gue, gue gak selalu salah dan lo gak selamanya yang paling bener!" Ucap Kayla, matanya sudah mengalirkan cairan bening yang dari tadi berusaha ia tahan agar tidak semakin terlihat lemah di hadapan Vyola.
"Kay," panggil Vyola pelan, namun Kayla justru malah berlari ke luar kantin sambil menghapus air matanya.
"Gak bisa nih, kalo begini terus" kata Vyola pelan, setelahnya Vyola bangkit dari kursi kantin.
Vyola keluar dari kantin, dan berniat menghampiri Agra dikelasnya. Namun, Vyola justru sudah menemukan Agra terlebih dahulu di lorong depan perpustakaan.
Vyola mencekal tangan kiri Agra, membuat sang pemilik membalikkan badannya.
"Bisa bicara sebentar gak?" tanya Vyola yang berusaha ramah dan sopan didepan kakak kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Senja
Romance#3 in kulkas ( 1 Mei 2020 ) #3 in Gunawan (26 Sep 2020) SENJA TERLALU CERAH BUAT LANGIT YANG SELALU MENDUNG "Kalau kamu bisa panggil aku senja" kata gadis kecil itu sambil melihat langit seperti yang dilakukan anak laki-laki disampingnya. "Kenapa?"...