Terima Kasih ?

235 41 3
                                        

Pagi kali ini, Kayla berangkat sekolah dengan penuh semangat, tidak seperti beberapa hari yang lalu.

Semangatnya ini karena ucapan Aini kemarin. Sebenarnya Kayla bingung dengan dirinya sendiri, sebagian otaknya sedikit terpengaruhi karena ucapan Vyola yang terus memaksanya menjauhi Agra, karena Agra selalu menyakitinya jika Kayla berusaha mendekat, Kayla sadar itu.

Namun, sebagian otak lainnya seolah menyuruh dia untuk tidak berhenti, terus berjuang, karena tidak akan ada yang tau ujung atau hasil perjuangan itu, bisa jadi cerita cintanya berakhir bahagia seperti cerita cinta neneknya, itu yang Kayla selalu harapkan.

"Semangat Kay! Anggap kak Agra itu seperti kakek dan lo seperti nenek"

Setelah berkata demikian, Kayla tertawa sendiri, dia masih tidak menyangka, sifatnya ini ternyata keturunan dari Aini.

Kayla berjalan di koridor dengan santai, mulutnya sedikit bersenandung kecil dan matanya berkeliaran melihat sana sini.

Kaki Kayla tiba-tiba berhenti berjalan, matanya pun berhenti di satu objek.

Kak Agra.

Ya, yang dilihat Kayla adalah Agra, posisinya sedang berada di ujung koridor, tidak begitu jauh dari posisi Kayla saat ini.

Kayla senyum-senyum sendiri dengan suara tawa kecil, kemudian dia mengambil kaca disaku roknya. Kaca itu memang dia letakkan di saku rok, supaya tidak susah mencarinya ketika akan dibutuhkan, seperti sekarang.

"Udah cantik kok Kay, tenang". Kayla bergumam sendiri. Tangan putih itu menyisir sedikit rambut hitamnya.

Kemudian tangan Kayla beralihlah mengambil liptint di tas, tempat yang seharusnya untuk botol minum, ia jadikan tempat untuk liptint. Kemudian dia sedikit mempoles liptint tadi dibibir pinknya itu.

"Mendekati sempurna gini, kok Kak Agra masih belum suka ya?" Kayla bertanya pada dirinya sendiri, memang gila.

"Duh, bener kata orang, kalau jodoh mah gak bakal kemana." Setelah berkata demikian, Kayla berlari kecil mendekati Agra.

"Pagi kak!!!" Sapa Kayla dengan penuh semangat, setelah dia sampai diposisi Agra, disampingnya.

Agra tidak menghiraukan ucapan Kayla, dia terus berjalan seolah-olah tidak ada Kayla disampingnya.

"Kak, jangan cuek-cuek dong" Kata Kayla.

Dan berhasil.

Agra memberi respon, walaupun hanya menoleh ke arah Kayla.

"Bukan urusan lo" sambung Agra.

"Nanti kalo kakak cuek, jarang ngomong, bibir kakak nanti kayak bebek lho kak. Gak pernah dipake buat ngomong jadinya mancung kayak mulut bebeknya Kayla" Setelah Kayla berkata demikian, kaki Agra berhenti berjalan, membuat Kayla juga menghentikan langkahnya.

"Jangan ikut campur." Kata Agra, kemudian ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda sejenak, meninggalkan Kayla dengan sejuta ucapan serapah.

"Untung ganteng"

"Untung gue orangnya sabar"

"Sabar Kay, sabar"

"Nenek aja kuat buat berjuang"

"Hidup kekuatan Nenek, Hidup jurus nenek!!!" Kata Kayla, sambil melompat-lompat.

°°°

"Hallo epribadiiii" teriak Kayla sesaat setelah membuka pintu kelasnya.

Tidak ada yang menjawab sapaannya, kelas masih kosong dan hanya ada satu orang di dalamnya. Orang itu bernama Seli, si kutu buku yang memang selalu berangkat pagi.

Langit & SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang