"Kay, kenapa hei?"
Senyum Kayla berhenti ketika lamuannya disadarkan oleh suara Ana. Kayla pun kembali melihat ke pojok ruangan dan sosok Agra sudah hilang, tidak ada lagi di tempat tadi.
"Lo kenapa sih?" tanya Ana.
"Ga papa kok An, btw gue langsung pergi ya, dadahh" Kayla langsung berlari meninggalkan ruangan itu. Ana hanya menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal dan masa bodoh dengan teman barunya itu.
Saat Kayla mulai berjalan di koridor, ia merogoh saku rok-nya untuk mengambil ponsel, mengirim beberapa pesan agar Vyola tau bahwa ia menunggunya di kantin.
Setelah diyakini pesan itu terkirim, Kayla memasukkan kembali ponselnya ke tempat semula, dan ia juga mulai berjalan dengan terburu-buru menuju kantin.
Tetapi perjalanannya terjeda, Kayla melihat sosok yang sangat ia yakini bahwa dia adalah ketua dari eskul yang acaranya baru saja selesai.
Leoni, Kayla menghampiri ketua eskul photography itu. Meski banyak pasang mata yang menatapnya tidak suka karena mendekati sosok tampan itu, tetapi hal itu tidak sama sekali menyurutkan niatnya.
"Permisi kak Leo," kata Kayla. Tawa Leoni dan beberapa temannya seketika berhenti, dan membuat orang-orang yang belum Kayla kenal itu menatap dirinya.
"Ya?" respon Leo, kedua alisnya terangkat.
"Bisa bicara bentar gak kak?" tanya Kayla mantap, tidak ada nada gugup dalam perkataannya.
"Boleh" jawab Leoni dan manik mata cokelat itu kembali menatap teman-temannya.
"Gue tinggal dulu ya" sambungnya, respon temannya pun hanya mengangguk dan mereka nampak kembali lagi pada aktivitas mereka yang sempat terganggu.
Kayla dan Leoni kemudian berjalan agar sedikit jauh dari teman-teman Leoni. Mereka lalu duduk di kursi taman yang memang sudah disiapkan untuk taman depan kelas.
"Ada apa?" Leoni membuka percakapan mereka.
"Jadi gini kak" Leoni mengangkat kedua alisnya.
"Tadi aku liat kak Agra ada juga di acara itu" sambung Kayla.
"Terus?"
"Dia ikut eskul photography juga ya kak?" Tanya Kayla.
"Si batu itu emang ikut, kenapa?" kata Leoni.
"Batu? Dia kan manusia kak," protes Kayla, siapa sih yang terima jika doi mereka di kata-katain?
"Ya emang manusia, sifatnya aja yang batu" jawab Leoni, lalu dia sedikit melonggarkan dasinya.
"Maksudnya kak? Aku masih belum paham nih,"
"Dia tuh kan diem mulu ya, jarang ngomong, suka nyudut sendirian, mangkanya anak photography manggil dia batu" jelas Leoni.
"Oh iya iya" Kayla mengangguk.
"Kenapa sih sebenarnya? Kok lo kayak kepo banget gitu sama batu?" tanya Leoni, sepertinya cowok itu mulai curiga apa tujuan Kayla menghampirinya.
"Hehe gak ada apa-apa sih kak sebenarnya, cuma nanya aja, ya udah deh, aku mau ke kantin. Makasih ya kak" kata Kayla, ia kemudian bangkit dan mulai menjauh dari posisi Leoni.
"Bentar, nama lo siapa?!" Leoni bertanya dengan sedikit berteriak, karena jaraknya dengan Kayla sudah lumayan jauh.
Kayla berhenti ketika mendengar suara Leoni, gadis itu kemudian membalikkan tubuhnya.
"Kayla kak!!!" jawab Kayla dengan teriakan pula, Leoni hanya mengangguk dan bangkit dari kursi taman itu juga, kembali pada teman-temannya. Kayla lalu melanjutkan langkahnya lagi, ingin segera ke kantin dan tidak ingin membuat sepupunya itu marah-marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Senja
Romance#3 in kulkas ( 1 Mei 2020 ) #3 in Gunawan (26 Sep 2020) SENJA TERLALU CERAH BUAT LANGIT YANG SELALU MENDUNG "Kalau kamu bisa panggil aku senja" kata gadis kecil itu sambil melihat langit seperti yang dilakukan anak laki-laki disampingnya. "Kenapa?"...