Di perpotongan antara siang dan malam kala itu, Hoseok bilang kalau seluruh negeri sihir akan menyanjungnya ketika suatu saat nanti, dia mampu menciptakan mantra yang dapat mengubah kehidupan.
Dia meneguk air yang baru saja diambilnya dari sumber mata air yang terletak di pinggiran negeri sihir. Sapu terbang dan topi berbentuk kerucut berwarna hitam tetapi bisa berwarna merah gelap ketika di siram cahaya itu dia letakkan di pinggiran sungai.
Banyak penyihir yang bilang bahwa mantra paling agung hanya bisa diciptakan oleh seorang penyihir senior. Pemikiran konservatif yang sampai saat ini tidak bisa dia patahkan sebab kebenaran sudah beranak-pinak di sana. Otak-otak para penyihir senior kian berkembang digerus zaman, berbanding terbalik dengan penyihir pemula yang baru saja tiba di negeri sihir sepertinya.
Dia mengayunkan tongkat, mengarahkan ujungnya pada batu besar yang terletak tak jauh dari pinggiran sungai-tempat dia letakkan topi dan sapu terbang kebanggaan. Dengan bibir yang terbuka sembari lafalkan intonasi dan pemberian aksentuasi pada tiap kata per kata mantra yang dilontarkannya. Tongkat diayunkan dari atas ke bawah. Setelah usai ucapkan mantra, ujung tongkat itu memproduksi binar berwarna kehijauan. Cahaya hijau toska itu tepat mengarah pada batu yang sejak tadi menjadi objeknya. Beberapa detik setelah mantra dan sinar hijau toska itu membebat batu, benda keras tersebut lantas berubah wujud menjadi kursi kayu.
Dia tersenyum tipis atas hasil yang didapat. "Hoseok harus tahu kalau aku bisa mengubah batu menjadi kursi kayu," ucapnya sembari melangkahkan kaki menuju kursi tersebut.
Dia menempati kursi dengan sedikit kewalahan ketika tak sengaja jubah dengan rona hitam legam yang digunakannya tersangkut di pegangan kursi kayu. Dia berdecak. "Sulit sekali membuat kursi kayu yang sempurna, kalau begitu batal saja aksi pamernya ke Hoseok."
Hingga pada detik-detik yang meranggas cepat bersamaan dengan kicau burung gagak yang tengah bertengger manis di atas pohon, tiba-tiba terdengar suara terompet negeri sihir yang dibunyikan dengan volume nyaring. Bisa merusak gendang telinga jika saja dia tidak sigap menutup akses masuk bagi resonansi-resonansi yang tercipta dan bergesekan dengan udara. Dia membungkukkan badan yang sudah terduduk di kursi kayu, menahan sekuat tenaga agar telinganya tidak menyentuh suara-suara perusak kewarasan. Lain kali, dia akan menyarankan pada Hoseok untuk mengajukan permohonan pada petinggi negeri sihir agar mau mengganti terompet usangnya dengan yang lebih anyar.
Rumput-rumput kecil yang sejak tadi berdansa di atas permukaan tanah disebab suara terompet yang menggema ke seluruh pelosok-pelosok negeri sihir, perlahan-lahan mulai terdiam lalu kembali membenamkan diri ke dalam tanah dan menyemayamkan akar-akarnya di sana. Para gagak cerewet yang seketika terdiam akibat bunyi nyaring dari terompet itu pun kembali bersuara lantang. Dia bisa mendeskripsikan bagaimana cara gagak membuka pelatuk berwarna kuning serta cara rumput-rumput membenamkan kaki-kaki ke dalam tanah dengan sangat gamblang. Di sini, dia tidak ingin menutup-nutupi apa yang terjadi. Negeri sihir adalah manifestasi dari kejujuran yang kekal abadi, kendati masih loyal sekali pada ilmu konservatif yang mengajarkan perihal pelafalan mantra harus jelas, kata-kata yang dirangkai harus padu dan sesuai, serta kesempurnaan benda yang menjadi objek sihir haruslah cemerlang. Astaga, kenapa dia jadi cerewet kalau sudah menyinggung pemikiran ortodoks para penyihir senior? Rasanya nikmat sekali bisa mengata-ngatai mereka, kalian harus coba ketika sudah bisa mengucapkan mantra 'hombalahezakihubre' sebanyak tiga kali tanpa kesalahan.
Dia paham betul mengenai bunyi terompet yang ditiup di sore hari seperti itu adalah tanda bahwa sebuah sayembara akan hadir di tengah hiruk-pikuk negeri sihir. Semua akan berlomba-lomba untuk menciptakan sebuah mantra yang mampu mengubah negeri ini menjadi negeri terhebat untuk ke depannya. Sayembara seperti ini selalu dilakukan setiap lima ratus tahun sekali. Tentu saja hal tersebut tak akan pernah disia-siakan begitu saja oleh para penyihir senior yang ada.
Dulu, dia pernah mengikuti sayembara tersebut. Namun, harus kalah telak ketika yang bisa dia ciptakan saat itu hanyalah sebuah bunga tulip. Dia pikir, karena Pixabay sangat mengagungkan bunga tersebut, maka peluang untuk menang akan menduduki persentase antara tujuh puluh sampai seratus persen. Alih-alih begitu, dia malah gagal seleksi pada babak pertama awal sayembara dilakukan. Sialan sekali. Tapi dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di sayembara kali ini.
Pada kesempatan kali ini, dia akan mengajak kalian untuk mengikuti sayembara bergengsi yang akan meningkatkan kasta kalian sebagai seorang penyihir pemula. Hey, sebenarnya dia juga seorang penyihir pemula karena masih diwajibkan untuk menggunakan jubah Pixabay resmi. Para penyihir senior di sini akan memakai jubah rancangan mereka sendiri, kalau kalian ingin tahu saja.
Sebelum meramu beberapa cairan seperti muntahan katak di pinggir danau yang berlendir dengan warna kehijau-hijauan, kalian perlu berkenalan dulu dengan dia yang nantinya akan sangat membantu ketika kalian membutuhkan lemak babi hutan sebagai campuran eksperimen.
Wanita dengan jubah bertudung yang tengah duduk di atas kursi kayu tak layak disebut sebagai kursi itu bernama Jennie Imogene. Panggil saja dia Jennie.
Jangan lupa untuk mengingatkan wanita pelupa itu ketika hendak pulang ke gubuknya. Terkadang, Jennie lupa memakai topi kerucut di atas kepalanya dan berakhir dengan mengacak-acak seluruh isi gubuk padahal dia selalu meletakkan topi itu di dekat sapu terbang.
Pixebay adalah negeri sihir yang ditinggali oleh beberapa ratus penyihir dari kasta junior sampai senior. Dan Jennie menyesal telah lahir menjadi penyihir yang tak bisa meraih julukan senior dalam waktu lima ratus tahun. Sedih, tapi dia harus mencobanya pada tahun ini. Tidak ada kata menyerah dalam kamus seorang penyihir pemula seperti Jennie Imogene.
Oh, satu lagi.
Jangan terlalu dekat dan akrab dengan Jennie. Kadangkala wanita berambut hitam pekat itu akan menjadikan kalian-para penyihir pemula sebagai budak, padahal umur kalian dan wanita itu setara.
Jennie beranjak dari kursinya. Dia meraih topi dan sapu terbang dengan wajah yang berbinar cerah.
"Ayo, akan kuantarkan kalian menuju gubuk-gubuk penyihir pemula." Jennie mengedipkan mata.
Belum sempat menaiki sapu terbang tersebut, Jennie tiba-tiba menghentikan pergerakan. Dia menoleh, lantas berkata, "Ada mantra khusus yang akan membuat kalian menjadi muda-berlaku seumur hidup. Maka dari itu, ikuti saja aku. Akan kuajarkan ketika di perjalanan menuju pedesaan negeri sihir, Pixabay."
***
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Pythonissam
FanfictionPada tahun-tahun yang berguguran bersama daun berwarna oranye di Pixabay, Jennie Imogen yaitu seorang penyihir pemula hendak menciptakan sebuah mantra yang dapat mengubah kehidupan di negerinya. Jennie mengikuti sebuah sayembara yang diadakan setia...