Lika-liku kehidupan itu ada, jangan ditolak karna itu sebagian dari ujian iman kita.
Pagi ini berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya, dimana SMA Semesta mendadak ramai, ya seperti yang kemarin wali kelas Nayna bilang jika kali ini sekolah mereka menjadi tuan rumah pertandingan dan lomba entah apa saja Nayna tak tau.
Berjalan melewati koridor yang ramai ini membuat sosok Nayna kadang merasa risih saat berjalan pun Nayna selalu melihat kebawah tanpa memperlihatkan sekitar sampai tepukan dipundaknya mengagetkan Nayna.
"Sisil!! Bisa engga sih jangan jail, kaget tahu," ucap Nayna padanya yang dijawab cengiran lebar.
"Lagian lo jalan ngeliat kebawah mulu orang dibawah ngga ada uang," jawaban Sisil membuat Nayna mendengus sebal.
"Aku heran deh sil, kenapa sih dari sekian banyak sekolah harus sekolah kita yang dijadiin tuan rumah, kan sekolah kita tuh masuk desa?" pertanyaan Nayna membuat Sisil memutarkan bola mata malas.
"Harusnya tuh kamu seneng, kan bisa liat tuh cogan dari kota, lagian nih ya sekolah kita tuh tempatnya luas, apalagi fasilitasnya juga memadai, ya walaupun di desa sih tapi kan keren deh intinya!" Jawaban Sisil membuat Nayna tersenyum, ada benarnya juga.
Mereka berdua berjalan menuju kelas, setelah sampai mereka meletakkan tas dan duduk sambil bertukar cerita, entah Sisil yang bertengkar dengan saudaranya atau Nayna yang mengeluh karena banyaknya tugas, sampai suara intruksi menyuruh agar mereka keluar kelas dan menuju lapangan belakang dimana lapangan futsal, bola dan basket bersebelahan. Bisa bayangkan bukan besarnya sekolah ini?.
Duduk dipinggiran lapangan ditemani snack dan minuman yang sempat Nayna dan Sisil beli di kopsis adalah hal yang sedang mereka berdua lakukan, Nayna dan Sisil memilih melihat pertandingan basket karna dorongan Sisil yang bilang kalau basket itu pasti cogan semua.
"Pertandingan berikutnya SMA Bintang melawan SMA Antariksa!" Suara dari wasit mengintrupsi mereka semua, Nayna melihat ke lapangan dimana para pemain sedang foto, jika kalian tanya reaksi Sisil, dia sedang teriak tidak jelas karna melihat cogan-cogan katanya.
Tapi ada yang aneh menurut Nayna, karna salah satu pria dari mereka sedari tadi menatapnya membuatnya risih, percayalah tatapannya itu membuat Nayna takut, terlebih lagi Nayna tak mengenalnya dan tak tau apa dia ada salah dengannya. Dia sepetinya dari SMA Bintang karena dari kostum basketnya tertera nama sekolah.
Nayna pamit ke Sisil untuk ke kelas lebih dulu namun sayang, Sisil melarangnya, dia bilang tak ada teman untuk melihat pertandingan tapi Nayna ingin ke kelas yang alhasil Nayna menuruti Sisil sampai kedua tim ini selesai.
Pertandingan tadi dimenangkan oleh SMA Bintang dan masih seperti tadi sosok pria yang tidak Nayna kenal menatapnya aneh, segera bangkit dan menarik tangan Sisil, mereka langsung menuju kelas.
Kami berdua sampai di kelas, Nayna memilih memejamkan matanya seraya menunggu bel pulang berbunyi, berbeda dengan sisil yang masih berselancar di dunia mayanya.
***
"Eh Dev, gue perhatiin lo dari tadi ngliatin cewek yang pake hijab waktu tanding," ucapan Adit mengintrupsi Devan yang tengah menengguk air mineral miliknya membuatnya menoleh.
"Emang kenapa ngga boleh?" tanyanya yang di jawab gelengan kepala oleh Adit.
"Eh Dev, gimana kalo kita taruhan?" Ucapan Satria membuatku menatapnya heran.
"Ye!! Ngga gitu juga kali natapnya, kalo di sekolah kan lo dengan satu kedipan aja udah bikin cewe klepek-klepek kan, gimana kalo kita taruhan, masih ada dua hari lagi cara lo buat dapetin dia," tantang Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayna [ Revisi ]
Teen FictionDIHARAPKAN YANG MAU PLAGIAT CERITA SAYA AGAR MUNDUR SEBELUM JALUR HUKUM MENYAMBUT. INGAT FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA!!!! KARENA FOLLOW ITU GRATISSSSSS!!!!!! Cover by: pinterest Bagaimana jika kamu berada di posisi Nayna, gadis lugu yang harus kehi...