Assalamualaikum semuanya, Nayna kembali lagi aku harap kalo baca jangan jadi silent readers ya, jangan lupa beri vote dan komennya biar aku semangat nulis. Mohon maaf jika banyak typo bertebaran yah. Terimakasih.
"Ha!!! Bener? Nayna hamil?" teriakan mama membuatku memutar bola mata malas.
"Ngga gitu juga kali ma teriaknya" ucap papa.
"Selamat sayang, nenek seneng dengernya" ucap nenek.
Aku membaringkan tubuhku di sofa ruang tamu, lelah sekali. Belum sempat memejamkan mata dering ponselku berbunyi membuatku menghela nafas panjang, ingin mematikan namun saat terpapampang nama Nayna dilayar ponsel membuatku tersenyum sampai-sampai papah, nenek dan mama mendengus sebal melihatku.
"Assalamualaikum"
"Walikumsallam"
"Kamu udah nyampe? Masih utuh kan? Ngga kenapa-napa kan? Katanya mau ngabarin?" aku tersenyum geli karna pertanyaan Nayna, segera ku lost speaker suara ponselku.
"Aku baik, udah sampe, disini juga ada mama, papah sama nenek, kalo nanya satu-satu Nay"
"Ish, lagian kamu ngga ngabarin udah janji juga"
"Iya maaf aku lupa"
"Lagi ngapain?"
"Devan lagi tiduran disofa Nay" jawab mamah.
"Eh, loh ko suara mama ada? Ish ko kamu ga ngasih tau?"
Kami semua tertawa karna omelan dari Nayna, membuatku rindu saja.
"Kamu apa kabar Nay? Cicit nenek sehat kan?" tanya nenek.
"Sehat nek alhamdulillah"
"Syukur kalo gitu nay" ucap papah.
Perbincangan kami cukup panjang, walaupun lewat ponsel setidaknya aku sudah mendengar suaranya sampai sambungan tadi berakhir.
Aku izin ke mamah, papah dan nenek untuk istirahat karna badanku lelah dan lengket oleh keringat.
Setelah bersih-bersih aku membaringkan tubuhku di kasur. Entah karena terlalu lelah perlahan mataku menutup dengan sendiri.
***
Devan sudah pulang meninggalkanku dirumah bersama bunda, ayah, dan Nikko. Jujur, aku merasa seperti istri yang ditinggal suami untuk merantau saja.
Aku masuk ke kamar dan segera istirahat, karena bunda akan ke kebun. Ingin ikut namun bunda melarang karena aku sedang hamil.
Berbaring dikasurku saat ini rasanya berbeda, aku jadi ingat Devan, apalagi percakapan kami kemarin membuatku tersenyum. Aku jadi bertanya-tanya bagaimana bisa kemarin aku manja, cengeng dan selalu ingin bersama Devan, padahal dulu aku sempat berniat melupakannya, namun takdir Allah begitu indah.
Aku mengusap perut rataku, bismillah aku akan menjaga anakku, rezeki dari Allah yang dititipkan kepadaku, walaupun dari kejadian yang membuatku merasa kurang baik tapi kembali lagi aku harus belajar menerima takdir.
Jujur saja aku sangat merindukan Devan suamiku. Aku menunggunya menghubungiku tapi belum juga ada pesan ataupun panggilan dari dia membuatku mendengus sebal, terlebih lagi aku dirumah sendirian.
Baru saja ingin marah namun dering panggilan dari ponselku membuatku langsung tersenyum karna naman Devan tertera dilayar ponselku.
Segera kuangkat dan berbicara dengannya.
"Hallo assalamualaikum" ucapku.
"Walikumsallam, kamu lagi ngapain? Semangat banget jawabnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayna [ Revisi ]
Teen FictionDIHARAPKAN YANG MAU PLAGIAT CERITA SAYA AGAR MUNDUR SEBELUM JALUR HUKUM MENYAMBUT. INGAT FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA!!!! KARENA FOLLOW ITU GRATISSSSSS!!!!!! Cover by: pinterest Bagaimana jika kamu berada di posisi Nayna, gadis lugu yang harus kehi...