9

2.9K 161 8
                                    

Aku dibuat geram oleh Sisil, pasalnya saat aku tak masuk dia tak memberi tau tugas yang guru berikan kepadaku, tau alasannya kenapa? Dia lupa. Aku hanya beristighfar saja dengan tingkahnya, alhasil pagi-pagi sekali aku harus mengerjakan tugas disekolah, sengaja aku meminta Sisil berangkat pagi sekali.

Selesai mengerjakan tugas aku tambah dibuat lebih bersabar, bagaimana tidak? Disaat aku mengebut mengerjakan tugas guru yang mengejar dikelasku tidak masuk, sabar .... Sabar...

"Kemaren kamu ngga masuk dua hari izin emang kemana Nay?" deg. Pertanyaan Sisil membuatku membeku, bingung harus jawab apa.

"Em.. Aku habis dari sodara aku iya sodara" ucapku gugup. Sisil menatapku dengan tatapan penuh selidik namun aku berusaha meyakinkannya.

"Ouh... Oleh-oleh buat aku mana?" pertanyaannya membuatku mendengus sebal.

"Sisil aku tuh kesana buat hadirin pernikahan bukan liburan tau..." ucapku yang dibalas cengiran olehnya.

"Mending aku ngerjain tugas lainnya daripada dengerin ocehan kamu" ucapku membuat Sisil mengerucutkan bibirnya.

Bel istirahat sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu aku memutuskan dikelas saja dan Sisil yang memebeli makanan, lagipula jarak kelas dan kantin tak cukup jauh.

Ting... Bunyi ponselku menandakan pesan masuk.

08xxxxxxxxx
Assalamualaikum.

Me
Walikumsallam, maaf siapa ya?.

08xxxxxxxxx
Ini aku, Devan.

Deg. Devan bagaimana mungkin, darimana dia mendapatkan nomer ponselku?

Me
Kamu dapet nomor HP aku dari siapa?

08xxxxxxxxx
Ayah, nggapapa kan? Lagipula aku suami kamu kalo kamu lupa Nay.

Me
Iya gapapa maaf.

08xxxxxxxxx
Jangan lupa simpen nomer aku, nanti malem aku hubungi assalamualaikum.

Me
Walikumsallam.

Aku menghela nafas berat, tapi memang benar Devan suamiku. Ingat ucapan bunda 'belajar menerima takdir'.

Sisil datang dengan dua bungkus roti dan dua botol air mineral dan jangan lupakan cireng dengan saus sambal khas kami berdua.

"Tau ngga Nay? Tadi dikantin rame banget pas aku mau lewat aja sampe mau jatoh untung aja ada yang nolongin, cowo Nay tampan banget, aku juga pernah liat di gereja waktu sembahyang" ucapan Sisil membuatku tersedak minuman yang kuteguk.

"Sisil, inget jangan pacaran dulu, katanya mau fokus kuliah diluar negri"

"Iya Nay iya... Tapi dia tuh tampan banget..." ucapnya sambil menumpukan kepalanya di tangan.

Aku menggeleng dibuatnya, dia ini memang sahabatku yang aneh namun aku sayang, walaupun perbedaan kami itu banyak.

Kami makan dengan bercerita, sebenarnya aku ingin menceritakan semua yang aku alami, tapi kurasa waktunya belum tepat terlebih lagi aku takut jika Sisil akan membenciku.

Bel masuk sudah berbunyi, hari ini ada les Matematika dari Bu Sina dan aku akan pulang telat ya seperti inilah kesibukan dikelas akhir. Les... Les... Les...

Les sudah berakhir sekitar sepuluh menit yang lalu saat ini aku sedang berada digerbang sekola yang masih ramai dan menunggu adikku Nikko menjemput.

Motor matic berhenti didepanku dia adikku Nikko.

"Ayo ka pulang udah sore" ucapnya yang kubalas anggukkan dan segera menaiki motornya dan melaju membelah jalanan desa.

Nayna [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang