13

2.9K 178 2
                                    

Setelah menemani Nayna tidur, aku kembali ke ruang tamu menemui teman-temanku, sekarang mereka sedang bermain PS, mungkin itu punya Nikko.

"Eh eh, kirain lo ngga balik lagi Dev" ucapan bang Dewa membuatku tersenyum kikuk.

"Ngga ko bang, lagian Nayna udah tidur" jawabku.

"Ka Nayna biasanya ngga gitu ka, ngga tau kenapa. Waktu kita belum tau ka Nay hamil, ka Nay pernah pingsan disekolah pas hari terakhir ujian bahkan sebelum berangkat muka ka Nay pucet, tapi saat ditanya ayah dia bilang gapapa" ucapan Nikko membuatku kaget, bagaimana bisa tak ada yang memberi tahuku.

"Kenapa kamu ngga kasih tau kaka Nikko?"

"Ka Nay larang, bahkan bunda sama ayah ngga dikasih tau, yang tau pun cuma aku dan ka Sisil temennya ka Nay. Maaf ka"

"Nggapapa, tapi kalo ada apa-apa sama Nayna kasih tau kaka, biar kaka ngga khawatir yah" ucapku sambil menepuk pundak Nikko.

Aku menghela nafas panjang, besok aku pulang dan meninggalkan Nayna disini. Padahal ibu, nenek, ayah dan adikku sedang menantikannya.

"Istri lo manja ya sama lo?" pertanyaan bang Dewa membuatku mengangguk.

"Dia itu lagi hamil, wajar kalo sikapnya gitu. Dulu, istri gue juga gitu tapi gue bodoh gue bahkan cuek bebek sama dia" ucapan bang Dewa membuat kami semua menatapnya, pasalnya kita semua melihat bang Dewa dan istrinya selama ini adem ayem saja.

"Kenapa lo semua natep gue gitu? Udahlah ayo main lagi, Nik, lawan gue ayo dah" ucapan bang Dewa membuat Nikko mengangguk.

Lama bermain membuat kami semua lelah sampai akhirnya satu persatu dari kami tidur.

Adzan subuh sedang berkumandang, kami sedang siap-siap menuju masjid untuk sholat. Setelah semua siap kami bergegas ke mushola sedangkan perempuan sholat dirumah.

Setelah sholat kami pulang ke rumah, sampai dirumah kami disambut dengan bunda, Nayna dan Siska istri bang Dewa sedang memasak didapur.

Kami segera mengganti baju dan menuju ruang tengah untuk makan, dikamar Nayna ada Sila yang tengah tertidur pulas dengan nyaman membuatku menghampirinya dan mengganggu bayi kecil ini.

Suara pintu terbuka mengagetkanku yang tengah menciumi pipi gembul Sila, ternyata yang datang Nayna.

"Ayo sarapan dulu, kamu mau pulang kan?" ucapan Nayna membuatku mengangguk.

"Sebentar, aku ganti baju dulu" jawabku. Nayna tak beranjak, dia malah masuk dan menutup pintu lalu segera menghampiriku.

"Kenapa Nay?" tanyaku yang dijawab gelengan olehnya.

Aku segera ganti baju, setelah selesai aku dikejutkan dengan Nayna yang tengah menggendong Sila, segera ku hampiri mereka yang nampak asyik bergurau.

"Seru banget yah?" pertanyaanku membuat Nayna tersenyum.

"Hm.. Lagian Sila lucu banget" jawab Nayna sambil mencium pipi gembul Sila.

"Nanti anak kita lebih lucu" ucapku setelah mencium pipinya  lalu segera berlari keluar sebelum Nayna memukul lenganku.

Aku duduk bersama teman-temanku, sedang menunggu para wanita berkemas. Nayna sudah keluar sambil menggendong Sila membuatku menghampirinya dan mengambil alih Sila di gendonganku.

"Habis sarapan kita brangkat" ucapku padanya, aku melihat wajahnya yang kurang bersahabat.

"Yakin?" tanyanya membuatku terkekeh pelan.

"Yakin lah sayang"

"Ish, apaan sih udah ayo sarapan"

"Yaudah ayo"

Nayna [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang