Bulan | 02 | Sepatu Salsa

299 34 16
                                    


Bel istirahat berbunyi di sepanjang koridor dan kelas-kelas di SMA Darma. Membuat para siswa yang berada di kelas masing-masing bersorak gembira.

Hal biasa memang, tapi karena sudah belajar dari pagi, dan akhirnya bel istirahat di bunyikan. Rasanya ada kebahagiaan secara mendadak. Semua rasa letih hilang begitu saja.

Semua siswa yang lapar dengan perut keroncongan pun langsung berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin sekolah. Mengisi perut laparnya dengan makanan yang ada di kantin.

Koridor utama sekolah pun di lalui oleh 4 orang gadis yang sangat terkenal di sekolahnya— walau bukan yang paling terkenal banget.

Karena, memiliki kemampuan di bidang masing-masing. Apalagi, mereka juga masuk dalam jajaran anak pintar dan cantik di sekolahnya— walau bukan yang paling pintar dan cantik juga.

Tiba-tiba suara nyaring timbul dan menggema di lorong koridor utama sekolah.

"ARGHHH!!" teriak gadis bernama Salsa dengan rambut di curly dan memakai bando berwarna pink.

"Congor sih," jengkel Bulan sambil melirik gadis itu di sampingnya.

"Anak hutan ya gitu," sahut gadis bernama Lili dengan wajah yang jutek di sampingnya Bulan.

"Salsa, jangan gitu napa? Malu tau gak sih? Untung anak-anak rata-rata udah pergi ke kantin," kata gadis bernama Mika dengan rambut curly se-dada sambil menggelengkan kepalanya dan melirik gadis itu di sampingnya.

"Lega sis, perut gua udah bunyi dari tadi tau," keluh gadis bernama Salsa itu sambil mengelus perutnya dan memasang ekspresi sedih dramatis.

"Lagian ya, tuh Bu Fani, apa gak capek apa mulutnya? Jelasin pelajaran sejarah, dari pagi ampe jam istirahat," gerutu Salsa sambil menggelengkan kepalanya membayangkan suasana pagi yang curam oleh pelajaran sejarah.

"Ya namanya guru, ya harus dia lakuin lah Sal, aneh lo mah!" jengah Bulan sambil memutar matanya malas.

"Iya sih!!! Tapi kan bosen Lan! Coba dia tuh make strategi gitu. Biar kita-kita gak bosen, kelas udah kayak mau mati aja pagi-pagi," omel Salsa.

"Ngeluh aja lo!" sahut Lili si perempuan berwajah jutek setelah Bulan.

"Tapi kata Salsa bener sih, tapi ya, yaudah lah ya mau gimana lagi kan?" ucap Mika, gadis paling lemah lembut di antara mereka.

"Oh iya guys! btw, kalian pada mau makan apaan nih?" tanya Salsa mengganti topik pembicaraan.

"Gua mau makan mi ayam bakso, sama es tehnya bang cecep!" seru Mika dengan menggebu-gebu.

"Lo Li? Lan?" tanya Salsa pada Lili dan Bulan.

"Samain aja lah," jawab Bulan sekenanya.

"Gua juga," timpal Lili mengikuti.

"Yaudah, ayo Mik, kita lari duluan aja, lama nungguin ratu-ratu jutek ini," ujar Salsa seraya lari sambil memegang tangan Mika.

Mika yang di ajak seperti itu secara  spontan. Hanya bisa pasrah dengan kelakukan Salsa yang tidak pernah berubah sejak dulu.

"Tampang aja garang tuh bocah kalo di depan musuh, depan kita mah kayak anak kecil ngeliat permen," cibir Bulan sambil menggelengkan kepalanya.

"Gitu-gitu lo temenin," ucap Lili berkomentar.

"Yee, lo juga sama aja Li, lo temenin kan?" jawab Bulan tak suka.

***

Sekarang kantin sekolah benar-benar penuh dengan siswa SMA Darma. Kursi dan meja kantin pun di penuhi oleh para siswa. Antrian di masing-masing tempat jualan pun di penuhi oleh anak-anak.

Bulan [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang