"Saya? Pak ini serius? S-s-saya di pilih kandidat lomba pak?" tanya Bulan dengan nada tak percaya.
"Iya, kamu, saya tau skill kamu itu setara dengan Salsa dan Daka. Jadi saya mau pilih kamu buat turun ke turnamen kali ini," ujar pelatih itu.
"Lan, terima Lan!" seru Salsa.
Bulan, Salsa, Daka, dan siswa yang ikut ekstrakulikuler karate sekarang sedang di ruang latihan.
Pengumuman untuk kandidat perlombaan karate tingkat kabupaten memang sudah di dengar oleh mereka beberapa hari yang lalu.
Hanya saja, untuk detail jelasnya baru hari ini di jelaskan pelatih mereka. Dan pengumuman kandidat peserta yang akan terjun ke area mengejutkan anak-anak karate.
Karena, biasanya yang akan terjun itu Salsa dan Daka. Pasangan serasi itu, namun sekarang Bulan terpilih untuk mengikuti lomba ini.
Betapa terkejut dan tak percayanya dia. Karena, dia benar-benar tak menyangka akan mendapatkan kepercayaan sebesar ini.
"Tapi, pak apakah saya bisa menang?" tanya Bulan ragu.
"Saya yakin, kamu akan membawa piala saat pulang," ujar pelatih dengan rasa percayanya.
"Iya Lan, gua yakin lo bisa menang!" sahut Daka.
"Anak-anak bagaimana, apakah kalian setuju juga dengan pendapat saya?" tanya pelatih kepada anak-anak karate.
"Setuju pak!" seru anak-anak karate.
"Baik, Bulan, mulai hari ini kamu akan latihan sampai hari H ya. Lomba itu seminggu lagi, jadi selama satu minggu saya mau kamu setiap pulang sekolah latihan di sini," ujar pelatih.
"Atau kalau kamu butuh teman kamu bisa minta Salsa atau Daka menemani kamu," timpal pelatih.
"Baik pak! Terima kasih juga karena, sudah percaya dengan menunjuk saya turun ke pertandingan lomba begini," ucap Bulan tulus.
"Iya, sama-sama," jawab pelatih.
***
Bulan melewati koridor sekolah yang sudah sangat sepi. Salsa dan Daka sudah pulang lebih dahulu. Bahkan teman-teman karatenya juga sudah pulang lebih awal.
Sekarang sudah pukul 17.30 wib. Dia pun baru pulang sekarang karena, dia harus latihan dan bekerja keras untuk hasil yang maksimal di perlombaan nanti.
Saat tiba di gerbang sekolah dia mengerutkan dahinya. Karena tidak ada mobil yang menjemput dia. Padahal sejak 30 menit tadi ia sudah menelpon pak Dadang agar menjemputnya.
Dan, tiba-tiba saja sebuah motor Kawasaki Ninja ZX - 14R dengan warna hijau terang berhenti di hadapannya.
Bulan menautkan kedua alisnya.
"Motor siapa nih? Keren baget!"
Saat pemilik motor itu membuka kaca helm-nya. Bulan membulatkan kedua matanya terkejut. Namun, segera ia atasi dengan bersikap sok cool kembali.
"Ngapain lo dateng ke sekolah?" tanya Bulan dengan nada sewotnya.
Laki-laki itu hanya diam dan melihat Bulan di depannya.
"Harusnya yang nanya itu gua," ucap laki-laki itu.
Bulan menunjukkan wajah tak sukanya. "Terserah gua lah!"
"Yaudah sama," jawab laki-laki itu.
"Nih cecunguk ngapain si? Muncul aja kayak setan. Udah kesel ama pak Dadang belum dateng-dateng di tambah ada jelangkung dateng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan [Completed✔️]
Fiksi RemajaBulan. Apakah Bulan yang di maksud adalah Bulan Sabit? Atau Bulan Purnama? Bukan, ini bukan Bulan yang hadir di malam hari itu. Tetapi Bulan yang di maksud adalah seorang gadis remaja yang terkenal dengan image tomboy dan pintar di sekolahnya. Sikap...