Bulan | 09 | Jaket Gema

99 17 0
                                    

Setelah makan dengan kenyang di kantin sekolah. Kini Bulan sedang berjalan berdampingan dengan Raka di koridor utama sekolah.

Jangan tanya apakah itu mengundang perhatian siswa lain atau tidak. Jelas tentu saja itu menarik perhatian para siswa yang berlalu lalang di koridor sekolah dan dari lantai atas sekolah.

Namun, Bulan sibuk dengan pikirannya sendiri walaupun sedari tadi Raka mengajaknya berbicara. Ia jadi tidak fokus karena, memikirkan bagaimana caranya dia pergi dari Raka untuk mengembalikan jaket Gema.

"Aduh, gak mungkin banget gua bilang mau nyamperin Gema. Terus gara-gara gua mau balikin jaketnya. Pasti Raka bakalan mikir gak gak."

"Lan," sahut Raka sambil memberhentikan langkahnya.

Sontak itu pun membuat langkah kaki Bulan juga berhenti.

"Eh, kenapa?"

"Lo gapapa? Kayak melamun gitu dari tadi?" tanya Raka khawatir.

Bulan terkekeh pelan lalu melanjutkan langkah kakinya. Yang diikuti oleh Raka juga di sampingnya.

"Gapapa kali, emang gua melamunin apaan coba hah?"

Mereka pun berjalan hingga sampai di depan kelas 11 Ips 3, kelas Bulan.

Bulan pun menunggu Raka mengatakan sesuatu.

"Yaudah gua balik dulu ya ke kelas, bye!" ucap Raka sambil mengelus kepala Bulan lembut.

Bulan hanya tersenyum manis dan mengangguk kecil.

Lalu setelah itu dia berlari kecil memasuki kelas dan cepat-cepat mengambil jaket milik Gema.

Semalam sempat ia mintai pembantunya cuci agar tidak bau. Walaupun badan Bulan tidak bau tapi, tetap saja kan? Itu akan terlihat sopan. Bulan harus bersikap sopan karena dia bermarga Netra.

Setelah itu dia hendak keluar kelas namun, Salsa dan Daka sudah ada di ambang pintu dan melihat Bulan yang gelagapan seperti maling.

Salsa bingung dan heran, ia mengerutkan keningnya.

"Ngapain lo gelagapan gitu kayak ketangkep basah jadi maling," celetuk Salsa.

"Mana ada, sembarangan amat lo kalo ngomong!" ucap Bulan tak terima.

"Itu jaket lo?" sahut Daka sambil menunjuk jaket hitam kulit di tangan Bulan.

Bulan mendelik lalu menyimpannya di belakang punggungnya.

"Kenapa emang? Udah ah gua mau keluar dulu," ucapnya lalu menerobos kedua orang yang sedang kebingungan.

"Aneh banget sih si Bulan, kalo emang jaketnya ya yaudah kenapa kayak dia maling jaket sih?" tanya Salsa heran kepada Daka.

"Udah ah gausah di pikirin gitu Sal, aku mau ke kelas dulu ya," ujar Daka lalu berlalu pergi.

Saat di tengah koridor ia bertemu Mika dan Lili yang sedang berbincang-bincang. Langsung saja ia menghampiri kedua sahabatnya itu dengan berlari kecil.

"Eh, Bulan?" sahut Mika yang kaget karena tiba-tiba Bulan ada di hadapan mereka.

"Mik, lo ke kelas duluan aja ya. Gua masih ada urusan ama Lili di luar. Ayo, Li," ajak Bulan lalu menarik tangan Lili sembari berlari kecil menjauhi Mika yang kebingungan.

Mika heran kenapa mereka seperti menyembunyikan sesuatu. Namun, pemikirin itu ia tepis lalu ia melanjutkan langkah kakinya menuju kelasnya.

***

"Lepas!" sahut Lili sambil melepas tarikan tangan Bulan.

"Lo kalo mau lari sendirian aja gausah main narik-narik tangan orang segala!" gerutu Lili.

Bulan [Completed✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang