"Bulan." Gema datang menghampiri Bulan yang sedang duduk di pinggir lapangan bersama Raka.
Bulan mendongkakkan kepalanya menatap Gema. "Lama banget."
"Ayo pulang," ajak Gema.
"Raka gua pulang duluan ya sama Gema. Besok kita lanjutin, bye!" pamit Bulan sambil melambaikan tangan.
Raka pun tersenyum lalu melambaikan tangannya. "Hati-hati ya."
Sekarang Bulan dan Gema berjalan di koridor yang sepi. Bulan menoleh sambil menekukkan wajahnya.
"Lama banget sih Goa! Lumutan gua!" sinis Bulan sambil bersedekap dada.
"Ini yang lagi marah gua apa dia sih?" bingung Gema.
"Lili pulang sama siapa?" tanya Bulan.
"Sendiri."
"Kok?"
Gema menoleh ke arah Bulan. "Lili mau diajak?"
"Hah?" linglung Bulan karena Gema berbicara bertele-tele.
Bukan bertele-tele sih tapi irit banget ngomongny!
"Apasih Goa? Ngomong yang bener gak?" sungut Bulan kesal.
"Lili mau diajakin pulang sama kita? Gua mau ngajakin lo pergi. Jadi, gimana?"
Bulan menggeleng sambil bertepuk tangan. "Wah, gitu dong! Dari tadi kek, biar jelas guanya."
"Gak usah! Kan gua cuman nanya aja ke lo tadi."
***
Motor Gema berhenti di salah satu toko butik yang berisikan baju seragam sekolah dan kerja.
Tunggu! Seragam sekolah dan kerja?
"Kita ngapain coba ke butik ini?" tanya Bulan saat ia sudah turun dari motor Gema.
"Gak usah rewel," balas Gema seraya menaruh helmnya.
"Ayo masuk."
"Gak!" tolak Bulan.
"Ayo Bulan," ajak Gema dengan tenang.
"Jelasin dulu kenapa kita ke sini," kata Bulan sok galak.
"Gua mau beliin lo baju seragam sekolah yang baru. Biar lo gak usah make baju kurang bahan itu." Gema menarik tangan Bulan untuk membawanya masuk ke dalam toko butik.
"Permisi, ada yang bisa saya bantu tuan Gema?" sapa sopan pelayan toko utik tersebut.
"Wah sih Gema udah mesen dari awal ya, sampe disambut segala."
"Saya mau nyari seragam sekolah SMA paket Osis dan pramuka ya Mba. Buat dia, dan kalo bisa ukurannya yang kebesaran, jangan yang press body," tutur Gema.
Bulan geleng-geleng tak terima. "Kok kebesaran sih Goa? Mana mau ah! Masa gua make baju yang kebesaran!"
Gema menoleh sambil menatap tajam Bulan. "Suruh siapa make baju kurang bahan yang harusnya udah dibuang."
"Ya, gua ini bertumbuh loh. Bertumbuh! Masa gua gak boleh bertumbuh. Aneh!" Bulan masih tak terima bila dia harus memakai baju kebesaran. Apa kata teman-teman dan murid di sekolahnya nanti. Yang paling penting si Lili! Bisa di bully abis-abisan sama dia nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan [Completed✔️]
Fiksi RemajaBulan. Apakah Bulan yang di maksud adalah Bulan Sabit? Atau Bulan Purnama? Bukan, ini bukan Bulan yang hadir di malam hari itu. Tetapi Bulan yang di maksud adalah seorang gadis remaja yang terkenal dengan image tomboy dan pintar di sekolahnya. Sikap...