⚠Ada beberapa bagian yang saiya promosikan yang tidak ada di versi wp. Hanya ada di versi novel. Jika ingin tau, jangan lupa ikutin PO-nya ya. Versi novel akan sangat berbeda dari versi wp karena saiya benar-benar menulis ulang cerita ini di versi novel.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"NOVA, kalau misalnya ada tiket gratis nonton di bioskop, lo ngajakin siapa?"
"Langit," balas -Nova- gadis antagonis yang berperan sebagai protagonis dalam permainannya sendiri itu.
"Aduh! Mentari lo ngapain, sih. Jitak kepala gue!?" kesal Nova sembari mengelus pelan kepalanya. Ketika -Mentari- gadis konyol teman satu gengnya itu tiba-tiba menjitak kepalanya sedikit keras.
Sedangkan gadis yang dipanggil Mentari itu nyengir tidak tau malu.
"Ngapain ngajakin langit? Langit gak bisa diajak-ajak, dia gak bisa turun ke sini," ujar Mentari dengan wajah seriusnya.
Nova menggembungkan kedua pipinya. Melirik ke atas sembari berpikir.
"Iya juga, ya?"
"Langit yang lo maksud bukannya Sky?" tanya -Senja- ketua geng yang beranggotakan empat orang. Senja, Sinta, Mentari dan yang terakhir Nova. Senja memandang malas ke arah Nova yang langsung nyengir tidak tau malu.
Mereka tengah berada di kelasnya.
"Senja, kok lo pinter banget, sih? Kapan-kapan kalau ada ulangan gue harus contek punya lo," cakap Nova membuat wajah Senja datar seketika. Apa hubungannya coba?
Senja memutar bola matanya malas sembari berdecak.
"Seriusan tadi lo ngomongnya gak nyambung hahah," ejek Mentari sembari terkekeh sendiri.
