🐻 08 🐻

133 26 0
                                    

Jae berdiri diam menatap kesal ke Sungjin. Gitar masih melingkar di badannya dan tatapannya masih fokus ke Sungjin.

"Kita sedang latihan. Bukan karaoke. Kenapa kau bermain gitar seolah kau sedang bermain-main?" tanya Jae ke Sungjin tentunya.

"Apa maksudmu? Aku bermain gitar seperti biasanya" jawab Sungjin.

"Kau malas memainkannya. Kau pikir aku tidak tahu cara bermain gitar?" sentak Jae.

"Tapi aku memainkan----"

"Kau meremehkan latihan ini, Iya?" potong Jae kesal.

"Jae sudah----" kata Brian.

"Kau diam dulu, Brian" potong Jae sudah emosi.

Jae kembali menatap Sungjin dengan saksama. Sungjin juga menatap Jae dengan tatapan santai.

"Don't underestimate this even if it's just practice, I don't like it. Ayo lakukan sungguh-sungguh!" kata Jae.

"Ya, aku minta maaf" sahut Sungjin.

Jae berjalan mendekati Sungjin dengan tatapan kesalnya. Apa mungkin akan terjadi perkelahian?

"Jae, sudah Jae" seru Wonpil panik.

"Kak Jae, sudah" lanjut Dowoon malah cemas.

"Kalian ini kenapa sih?" itu suara Brian.

Jae tidak menghiraukan perkataan temannya dan..

DUG! Kepalan tangan kanan Jae mendarat di pundak Sungjin. Ingat, Jae tidak memukul. Hanya sekedar tanda penyemangat?!

"Ayo semangat latihan, bruh. Kau ini leader, kau harus tegas!"

Jae tersenyum. Sungjin juga tersenyum. Dan ketiga temannya juga lega. Setidaknya latihan hari ini akan berjalan lancar meski sedikit gangguan di awal.

•••

Vaya menghabiskan botol air mineral berukuran besar dalam hitungan menit saja. Ya, dia sudah gila. Dia cemas kalau Jae menyadari kalau yang lari tadi adalah dia. Bukan terjadi perang lagi, tapi dunia seakan selesai kalau tiba-tiba Jae marah. Vaya takut, ya takut hal itu terjadi.

Drrrttt... Drrtttt...

Ponsel Vaya berbunyi dan bisa dilihat itu Jae yang memanggil.

"Hallo, Dear"

"Ada apa?"

"Dowoon dan aku pulang bersama. Kau mau kubelikan sesuatu?"

"Tidak usah"

"Makanan?"

"Tidak"

"Ah, kalau begitu aku akan membelikanmu snack kentang"

"Ck, terserah kau sajalah"

"Kau sedang apa sekarang?"

"Kalau tidak ada hal penting tidak usah menelpon. Aku matikan ya?"

"Sebentar, aku masih ingin mendengar suaramu hehe"

"Aku matikan" kata Vaya malas.

"Wait!"

"Mau apalagi?!"

Tiba-tiba saat masih tersambung dengan telepon, Vaya bisa mendengarkan ada suara teriakan histeris yang memanggil nama Jae. Yaa, siapa lagi kalau bukan fansnya Jae.

"Dear, aku matikan dulu"

Tanpa menunggu jawaban dari Vaya, Jae memutus sambungan teleponnya itu. Vaya bernafas lega. Setidaknya Jae tidak tahu kalau yang berjalan bersama Sungjin tadi adalah dirinya. Kau masih aman, Vaya.

EVILOVE | Sungjin Day6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang