🐻 15 🐻

138 27 2
                                    

"Aku harap kau bisa menjaga Vaya"

Jae semakin mecengkeram kuat kerah baju Sungjin setelah ia berbicara seperti itu. Bukannya marah, Sungjin terus menerus tersenyum menatap Jae. Aneh.

"Aku tahu ini tidak adil karena Vaya sud---"

BUGGG!!!

Jae memukul Sungjin. Kali ini pukulannya benar-benar pukulan emosional. Sangat emosi. Bahkan tatapan mata Jae terlihat jelas sangat marah.

Sungjin yang tadi ambruk karena pukulan Jae berusaha berdiri lagi. Anehnya dia tersenyum dengan darah segar disudut bibirnya.

"Kau brengsek!" Sentak Jae emosi.

"Aku lebih dari kata brengsek tanpa kau ketahui, Jae" sahut Sungjin.

Hembusan nafas amarah terdengar jelas pada Jae. Sungguh, dia tidak bisa mengontrol emosinya kali ini.

"Seminggu lagi aku akan pindah dan kembali bersama orang tuaku. Aku tidak bisa bersama Vaya"

"Gampang sekali kau berkata seperti itu setelah semua yang kau lakukan kepada Vaya!" Sentak Jae tak terima.

"Aku memang brengsek!"

"Kau tidak tahu diri, brengsek!"

"Kau boleh memukulku sampai mati" kata Sungjin tak lupa tersenyum.

Entah apa yang terjadi, Sungjin benar-benar serius mengatakan semuanya. Jae meremas tangannya kuat-kuat menahan emosinya.

"Tolong jaga Vaya"

•••

"Wajahmu kenapa?" Tanya Vaya ketika melihat wajah Sungjin memar.

"Tidak apa-apa"

Vaya dan Sungjin saling berhadapan satu sama lain. Mata senyum itu terpancar dari Sungjin. Serta bibir senyum dengan mata sendu menjadi balasan dari Vaya.

Sungjin meraih tangan Vaya dan tersenyum.

"Mau kemana kita?" Seru Sungjin bahagia.

"Kemana saja" sahut Vaya membalasnya dengan senyum.

"Kau sudah makan?"

"Aku makan bersama Dowoon dan sudah kenyang"

"Pantas saja. Kau terlihat cantik dengan pipimu yang membesar" puji Sungjin sembari mencubit pipi Vaya.

"Dimatamu aku selalu cantik kan?" Balas Vaya dengan senyum.

Sungjin tersenyum lalu menuntun Vaya untuk berjalan disampingnya. Yaa, saat ini mereka bergandengan tangan layaknya pasangan yang sedang melampiaskan rasa sayangnya.

"Lihat, bulan itu sedang memandangi kita" tunjuk Sungjin kepada bulan yang redup.

"Bulannya redup, sepertinya dia sedang bersedih"

"Bagaimanapun bulan tetap terlihat indah" balas Sungjin masih asik memandangi bulan.

"Aku kecewa malam ini tidak bisa melihat bintang" kata Vaya dengan suara paraunya. Dia menahan tangis dan Sungjin bisa merasakan itu.

"Bintangnya sedang kugenggam tangannya jadi dia tidak terlihat di atas" kata Sungjin kemudian menoleh menatap Vaya.

Sungjin terkejut melihat Vaya menangis. Bahkan tangisan dalam diamnya itu terus menerus mulai bersuara. Genggaman tangan mereka semakin erat.

"Vaya? Kenapa kau menangis?"

Vaya mengelengkan kepala dan mengusap air matanya.

"Terimakasih sudah menjadi teman yang selalu ada untukku. Mengusir kesepianku dengan kehadiranmu adalah kebahagiaan yang tidak akan pernah aku lupakan"

EVILOVE | Sungjin Day6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang