🐻 12 🐻

134 24 0
                                    

Hari ini 6Day ada jadwal latihan. Kebetulan Sungjin datang sepuluh menit lebih awal. Baru saja dia mendapat pesan kalau Brian dan Wonpil terjebak macet jadi akan sedikit terlambat.

Klekk, suara pintu terbuka dan masuklah seseorang. Ya, itu Jae yang masuk dengan wajah datarnya.

"Hai, Jae!" Sapa Sungjin ramah seperti biasanya.

"Hai"

Jae terlihat duduk berjauhan dari Sungjin. Kemudian dia terlihat bermain dengan ponsel tanpa mengajak Sungjin berbicara.

"Kau sedang melihat apa?" Tanya Sungjin mencoba memulai obrolan.

"Layar ponsel" jawab Jae ketus.

Sungjin diam. Jae adalah orang yang statusnya sekarang adalah pacar Vaya. Wanita yang dia sukai dan membuatnya kembali. Memikirkannya saja sudah membuat Sungjin marah. Bukan marah, lebih tepatnya cemburu.

"Kau tidak keluar dengan pacarmu setelah latihan?" Tanya Sungjin.

Jae berhenti memainkan ponselnya dan menatap Sungjin.

"Why?"

"Aku hanya ingin bertanya saja. Aku bingung harus memulai dengan obrolan seperti apa" jelas Sungjin.

"Apa tidak ada topik lain?"

"Eum aku juga bingung"

"Kenapa tidak bertanya tentang gitar? Acara? Jadwal? Kenapa kau selalu menyindir hubunganku? Kau tertarik? Kau penasaran?"

Pertanyaan beruntun Jae tidak bisa dijawab oleh Sungjin. Jae kemudian meneruskan aktivitasnya bermain ponsel.

"Kau terlihat sedang kesal. Kenapa?" tanya Sungjin.

"I hate hypocrites" jawab Jae tanpa menatap Sungjin.

"Maksudmu? Siapa yang munafik?"

"Forget it and be quiet"

Obrolan mereka terhenti sampai disini. Ya, Jae sedang tidak mood. Mungkin ini berhubungan dengan kejadian kemarin saat ia melihat Vaya dan Sungjin berpelukkan?

•••

Vaya melamun dan sesekali mengecek ponselnya.

"Vay? Kau menunggu pesan?" tanya Zee.

"Sejak kemarin Jae tidak mengabariku atau menyapaku. Aneh" jawab Vaya lemas.

"Tumben. Kau biasanya tidak peduli dia mau menghubungimu atau tidak" cibir Zee.

"Entahlah, rasanya aneh saja dia bersikap begitu" sahut Vaya tanpa tenaga.

"Kau temui saja dia" saran Zee.

"Apa? Menemui Jae?"

"Ehem"

Vaya tampak berpikir. Dia sama sekali tidak pernah menemui Jae terlebih dahulu. Haruskah dia melakukannya sekarang?

•••

Vaya heran dengan sikap acuh Jae saat dia menemuinya. Bahkan wajah Jae terlihat datar, ketus dan kesal.

"Jae? Kau baik-baik saja kan?" tanya Vaya memastikan.

"Sejak kapan kau peduli denganku?" tanya Jae mengabaikan pertanyaan Jae.

Vaya langsung menangkap keanehan pada diri Jae. Ini bukan seperti Jae biasanya.

"Kau marah padaku?" tanya Vaya.

"I'm not in the mood to see you. Go away, leave me"

"Kau kenapa?"

"Pergi!"

"Katakan padaku! Kau kenapa?"

Jae menatap Vaya dengan tatapan datar, ketus dan bisa dibilang tatapan amarah.

"Kalau aku bertanya, apa kau mau menjawab dengan jujur?" tanya Jae.

"Kau ingin bertanya apa?"

"Apa selama ini kau ingin mengakhiri hubungan kita karena Sungjin?"

DEG!

Vaya terkejut Jae menyebut nama Sungjin. Apa mungkin Jae tahu sebelum Vaya mengatakan semuanya?

"What is your relationship with Sungjin?"

"Darimana kau tahu?"

"I saw Sungjin hugging you" jawab Jae nanar.

Vaya diam. Bibirnya terasa kaku. Entahlah, hatinya mendadak terasa sakit.

"Aku dan Sungjin sudah mengenal sejak lama. Aku dan dia berjanji untuk saling menunggu saat dia harus pergi. Bahkan aku dan dia sudah berjanji akan menikah nanti. Tapi dia datang saat aku berpacaran denganmu" jelas Vaya.

"Lalu kau menyembunyikan semua ini?" tanya Jae datar.

"Maaf. Sejak awal aku sudah mengajakmu putus tapi kau tidak mau"

"Jadi kau benar-benar tidak bisa mencintaiku?" tanya Jae.

Vaya diam. Beberapa saat dia hanya diam. Dari hati kecilnya dia mengatakan sudah mulai mencintai Jae. Namun ada sisi lain yang tidak seharusnya Vaya lakukan untuk mencintai lelaki lain selain Sungjin.

"Maaf... "

"Jadi kau benar-benar ingin aku mengakhiri hubungan ini?"

Vaya menunduk dan mengangguk. Tak kuasa air matanya menitik jatuh ke lantai.

•••

Wajah Sungjin terlihat kesal saat tahu Sarah berada di rumahnya tengah duduk santai sambil memakan camilan yang ada di rumahnya.

"Kenapa kau datang lagi?" tanya Sungjin ketus.

"Seminggu lagi kau harus ikut bersamaku"

"Aku tidak mau!" sentak Sungjin.

"Kau mau melarikan diri huh?"

"Ayah dan Ibu yang memintaku pergi. Kau tidak perlu ikut campur" tegas Sungjin sambil menunjuk Sarah emosi.

Sarah tersenyum. Kemudian dia menatap Sungjin dengan tatapan evilnya.

"Kalau kau selalu lari dari masalahmu, kau akan terus jadi setan" tekan Sarah dengan nada serius.

"Aku bukan setan!"

"Tindakkanmu yang seperti setan!" balas Sarah emosi.

Sungjin diam dan menatap kakaknya dengan mata marahnya.

"Aku berjanji dengan Vaya. Wanita yang selama ini kucintai. Aku datang untuk dia dan menepati janjiku dengannya"

"Kau sudah mengingkari janjimu, adikku yang bodoh" tegas Sarah.

"Kau tidak usah ikut campur!"

"Bagaimana aku bisa tidak ikut campur melihat kelakuan adikku yang tidak pantas?"

"Tutup mulutmu!"

"Aku tidak bisa tinggal diam"

Sungjin mengepalkan tangannya kuat-kuat dan..

BRAAKKKKKK


•tbc•

Bucin Sungjin? Mon maap dipikiranku dia emang galak jadi karakternya emang kalem2 bangsat 😂




I like drum. I love drum. I'm drum
Stay safe, keep healthy 💙

EVILOVE | Sungjin Day6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang