Vaya berdiri di depan cermin memamdang dirinya sendiri dengan tatapan kosong. Air matanya terlihat berkumpul dan perlahan menetes dengan bebasnya. Isak tangis mulai terdengar.
"Maafkan aku" katanya sambil terisak.
•••
Sungjin meletakkan cangkir berisi kopi yang baru saja ia pesan. Kemudian dia tersenyum. Yaa, senyuman ramah seperti biasanya.
"Terimakasih sudah mau datang. Padahal tadi kau izin tidak masuk karena sakit" kata Sungjin.
Yang ada di depannya sekarang adalah Jae. Tidak ada reaksi apapun dari Jae kecuali diam dengan muka datar.
"Aku minta maaf" kata Sungjin lirih.
Jae yang awalnya cuek tidak peduli langsung menatap Sungjin meskipun dengan wajah ketus.
"Kurasa kau sudah tahu hubunganku dengan Vaya. Maaf membuat kalian putus" tutur Sungjin lembut.
Jae tiba-tiba berdiri dan menatap Sungjin datar.
"Ayo bicara diluar"
"Kenapa?"
Tanpa jawaban, Jae langsung berjalan keluar dari kedai. Mau tidak mau Sungjin menuruti kemauan Jae dan segera menyusulnya.
•••
DUG!
Jae menendang batu-batu kecil yang ada di jalan. Sungjin masih diam dan berjalan mengikuti Jae di belakang. Sampai akhirnya langkah Jae terhenti. Tanpa menoleh, Jae mulai berbicara...
"Katakan apa yang ingin kau katakan" pinta Jae.
Sungjin menatap Jae yang saat ini membelakanginya. Kemudian mengepalkan tangannya kuat-kuat. Seperti sedang mengumpulkan nyali untuk berbicara.
"Mungkin kau juga sudah tahu kalau aku dan Vaya sudah per----"
"Skip! Aku tidak ingin kau meneruskan perkataanmu itu" potong Jae dingin.
"Mungkin itu alasan Vaya tidak bisa dengan lelaki lain"
Ucapan Sungjin membuat Jae mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ini seperti emosional yang tertahan.
"Kau brengsek, Sungjin!"
"Haha, kakakku juga sering mengatakan itu kepadaku" balas Sungjin senyum pahit.
Jae membalikan badannya dan menatap Sungjin.
"Kau tahu aku sangat menyukai Vaya kan?" Seru Jae.
"Ya, aku bisa melihat ketulusanmu" balas Sungjin senyum ramah.
Jae mengangguk dan tersenyum sinis. Jae perlahan melangkah mendekati Sungjin.
"Aku tidak pandai berkelahi, tapi sepertinya aku bisa memukul setidaknya satu kali untuk lelaki brengsek seperti kau" kata Jae.
DUGGG!!!
Kepala Sungjin sampai menoleh ke belakang akibat pukulan Jae pada pipi kanannya. Keras dan pastinya sakit. Bahkan Jae sampai memegang tangannya sendiri karena ini pertama kalinya dia memukul orang.
Sungjin memegang sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah segar. Kemudian dia tersenyum dan menatap Jae dengan wajah kalemnya.
"Jaga Vaya. Jangan buat dia menunggu dan menangis lagi" kata Jae lirih.
Jae kemudian berbalik badan dan berniat pergi.
"Aku tidak bisa" kata Sungjin yang membuat langkah Jae terhenti dan langsung membalikkan badannya menatap Sungjin. Emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVILOVE | Sungjin Day6 ✔
FanfictionApakah memutuskan untuk tetap mencintaimu adalah sebuah kejahatan?