🐻 13 🐻

121 26 5
                                    

"Haha, akhirnya Jae putus dengan wanita jelek itu"

"Aku kan sudah bilang, Jae tidak mungkin mau berpacaran dengan wanita model seperti dia kalau tidak karena suatu hal"

"Tunggu! Buankah dia kaya? Apa mungkin itu alasan Jae?"

"Haha, kasian sekali dia ya. Merasa sombong sudah berpacaran dengan seorang Jae sekarang diputuskan juga kan hahahaha"

"Jangan bicara terlalu keras. Nanti dia bisa bunuh diri karena merasa malu"

"Hahaha, maaf. Seharusnya aku mengatakannya lebih keras lagi"

"Hahahaha"

Vaya menunduk dan terus berjalan meskipun menjadi bahan olok-olokkan. Jujur hatinya sangat sakit mendengar olokkan itu. Tapi apa boleh buat, dia tidak mau membuang tenaga dan waktunya untuk meladeni omongan sampah itu.

Dan faktanya, Jae dan Vaya sudah putus. Yaa, hari itu mereka putus. Bahkan anehnya Vaya malah menangis dan terus menerus memikirkan Jae.

Menyesal? Itu bisa menjadi kemungkinan.

•••

Brian dan Wonpil kaget ketika Sungjin mengundurkan diri dari 6Day karena alasan akan pindah sekolah. Bayangkan saja, Sungjin baru saja pindah dan sekarang dia akan pindah lagi.

"Kenapa mendadak pindah?" Tanya Wonpil.

"Ayah dan Ibu memintaku untuk kembali" jawab Sungjin senyum.

"Astaga, kau seperti sedang berlibur ke sekolah ini. Cepat sekali kau pindah" kata Brian heran.

Sungjin hanya membalasnya dengan senyuman kalem.

"Aku minta maaf. Terimakasih sudah menerimaku dan menjadikanku sebagai leader. Percaya denganku meski aku orang baru. Aku akan mengingat kalian" kata Sungjin.

"Waktu kita memang sebentar, tapi kita sudah menjatuhkan keringat di waktu yang bersama dengan lelah. Aku juga akan mengingatmu" sahut Wonpil.

"Tenang. Aku pasti akan menyimpan nomor teleponmu. Jadi kita masih bisa saling berkomunikasi" tambah Brian.

Sungjin tersenyum dan dibalas senyuman juga oleh Brian dan Wonpil. Meski sebentar, mereka sudah saling merangkai cerita kebersamaan.

"Hari ini Jae tidak masuk. Sayang sekali tidak bisa kau bertemu dengannya" kata Wonpil.

"Jae tidak masuk?" Tanya Sungjin.

"Ya, dia sakit dan aku yakin itu hanya pura-pura" jawab Brian yang sudah hafal dengan kebiasaan Jae.

"Maksudmu?" Tanya Sungjin.

"Dia putus dengan Vaya. Mentalnya mungkin sedang sakit dan tidak ingin diganggu" jelas Brian.

Sungjin terdiam. Jadi Vaya dan Sungjin sudah putus? Bibir Sungjin menyunggingkan senyum tipis tetapi raut wajahnya tiba-tiba berubah.

Dia harus kembali. Dia tidak bisa menepati janjinya kepada Vaya.

•••

Jae melamun di ruangan kecil yang ada di rumahnya. Pandangannya lurus menatap ke depan. Matanya kecil dibalik kacamata bolongnya. Bibirnya terlihat kering seperti kekurangan minum.

Ingatannya terbayang wajah Vaya saat mereka terakhir bertemu.

"Aku mau kita putus" kata Vaya.

"Karena Sungjin?"

Vaya menunduk dan terus menangis. Dia mengangguk tanpa suara seolah membenarkan pertanyaan Jae.

"Jika alasanmu hanya karena Sungjin, aku tidak mau mengakhiri hubungan ini" kata Jae dengan suara lirih.

Vaya menatap Jae dan memberanikan diri menatap kedua mata Jae dengan dalam.

"Jangan memaksaku, Jae"

"Statusku adalah pacarmu dan Sungjin hanya temanmu. Aku berhak mempertahankan apa yang menjadi hak ku" tegas Jae.

"Kau jangan egois. Aku mencintai Sungjin dan aku sudah berjanji dengannya. Kau harus bisa memahami itu, Jae"

"Coba ulangi lagi perkataanmu barusan"

"Aku mencintai Sungjin"

Jae diam dan mengangguk. Kemudian dia menatap Vaya dengan mata tatapan datar.

"Aku tidak bisa menerima alasanmu untuk mengakhiri hubungan ini. Kau pikir perasaanku hanya permainan?"

"Jae? Jangan memaksaku!"

"Aku tahu kau berbohong, Vaya. I know.."

"Apa maksudmu?"

"Aku tahu kau sudah mencintaiku dibanding mencintai Sungjin"

Ucapan Jae membuat Vaya diam dan terus menerus menangis.

"Jae?"

"Apa?"

"Aku tidak pantas untukmu"

"Jika kau mengatakan alasan tidak pantas untukku hanya karena aku populer, aku tidak bisa menerimanya. Cinta tidak dirancang untuk menyukai seseorang dengan latar belakang yang sama"

"Jae aku----"

"I love you, Vaya"

DEG!

Rintik hujan perlahan turun. Suasana menjadi semakin terasa dingin.

"Jae, dengarkan aku"

"Aku tidak mau!"

"Aku dan Sungjin sudah pernah tidur bersama"

Beku, diam. Hanya itu yang bisa dilakukan Jae. Bersama rintik hujan, suara petir yang terdengar bergemuruh keduanya saling menatap.

"Sekarang kau sudah tahu kan alasanku. Aku adalah wanita yang menjijikkan" kata Vaya sambil menangis.

Jae tidak merespon apapun. Dia masih menatap Vaya dalam diam.

"Sungjin perhatian kepadaku saat aku membutuhkan sosok ayah dan ibu yang tidak bisa kumiliki rasa perhatian mereka. Dan aku kesepian. Sungjin selalu ada untukku, menemaniku bersama dan----"

"Cukup!" Potong Jae.

"Jae, hubungan kita cukup sampai disini"

Mengingat kembali kejadian kemarin tanpa sadar membuat air mata Jae menetes. Sakit. Mendengar pengakuan Vaya seperti itu membuatnya sakit.

•••

Sungjin duduk di kedai coffe. Tapi ini bukan kedai milik Vaya melainkan di tempat lain. Sepertinya dia ingin menemui seseorang. Sesekali Sungjin melirik jam tangannya. Sampai akhirnya dia melihat seseorang datang. Dengan senyum, Sungjin menyapa orang itu.

"Akhirnya kau mau datang juga"


•tbc•

Cerita tidak jelas dengan alur yang tidak masuk akal ini semoga membekas dihati para pembaca 😄
I like drum. I love drum. I'm drum

EVILOVE | Sungjin Day6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang