🐻 11 🐻

133 26 4
                                    

Vaya memutar bola matanya malas ketika ayah dan ibunya pulang. Entahlah, rasanya kedatangan mereka terkesan malah membuatnya tidak nyaman.

"Vaya? Dowoon? Bagaimana uang yang ibu transfer? Cukup?" Itu suara ibunya.

"Cukup. Aku bahkan masih punya sisa uang dari yang ibu transfer" jawab Dowoon.

"Habiskan. Nanti ibu akan mengirim lebih lagi. Pastikan kalian tidak menderita saat ayah dan ibu tidak ada di rumah"

Mendengar hal itu, Vaya mendegus kecil. Ketika uang dianggap kebahagiaan daripada kebersamaan, lucu.

"Vaya? Kenapa kau diam saja? Ayo makan" kata ayahnya.

"Ayah sebentar lagi mau pergi lagi?" Tanya Vaya mengabaikan ajakkan makan ayahnya.

"Satu jam lagi ayah berangkat ke bandara. Kenapa? Masih rindu ayah dan ibu?" Tanya ayahnya tersenyum.

Vaya menghela nafas panjang dan membuangnya dengan kasar.

"Aku dan Dowoon butuh liburan" kata Vaya.

"Liburan? Uang yang ib---"

"Liburan bersama kalian" potong Vaya dengan nada serius.

Ayah dan Ibu mereka menghentikan aktivitas makannya dan saling menatap satu sama lain.

"Vaya? Ayah kan bekerja unt----"

"Sudah. Aku sudah mendengarnya ratusan kali" potong Vaya dengan suara datar.

Dowoon mengenggam tangan kakaknya. Terlihat keringat dingin muncul di dahi Dowoon. Gugup. Dia takut kakaknya memberontak lagi.

"Kalau ayah dan ibu masih menganggap aku dan Dowoon anak, apa satu hari menghabiskan waktu bersama itu terlalu sulit?" Tanya Vaya.

"Vaya..."

Vaya beranjak dari tempat duduknya san meraih tangan Dowoon.

"Hati-hati kalau nanti kalian berangkat. Aku dan Dowoon ingin keluar" pamit Vaya langsung menyeret paksa Dowoon.

"Vaya? Heii kembalii... Jangan paksa adikmu seperti itu heii!"

Teriakkan ibunya tidak digubris sedikitpun. Ya, Vaya semarah itu.

•••

Dowoon duduk disamping kakaknya yang saat ini sedang menangis. Mereka sedang di supermarket.

"Kak Vaya merindukan ayah dan ibu ya?" Tanya Dowoon.

"Tidak. Aku benci mereka" jawab Vaya sambil terisak.

Dowoon tersenyum dan mengambil minuman dingin yang baru saja ia beli.

"Aku lupa kapan terakhir ayah dan ibu memelukku" kata Dowoon tersenyum pahit.

Mendengar ucapan Dowoon membuat Vaya semakin menangis. Sesibuk itulah orangtua mereka sampai tidak ada waktu untuk mereka.

Sampai ada seseorang yang memeluk Vaya dari samping dan membuatnya terkejut. Vaya bisa melihat senyuman manis yang saat ini tepat berada di depannya.

"Are you okay, dear?"

Entah darimana Jae muncul, tiba-tiba dia sudah berada disamping Vaya.

"Bagaimana kau tahu aku disini?" Tanya Vaya.

"Aku kebetulan melihatmu"

Jae tersenyum kemudian memeluk Vaya lagi dan mengusap kepala gadis itu dengan lembut. Perlakuan Jae ini membuat Vaya semakin menangis.

"Aku tidak suka mendengar tangisan dari orang yang aku sayangi. Diamlah, hentikan tangisanmu" pinta Jae semakin memperat pelukannya.

Vaya membalas pelukkan itu dan terus menangis tanpa suara.

EVILOVE | Sungjin Day6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang