05 - Panglima Dari Utara (3)

3.3K 274 37
                                    

Siang itu, dibawah teriknya sinar matahari, kedua bocah lelaki dengan seragam tahanan berwarna biru tua itupun terlihat masih kian asik duduk berdua dan mengobrol bersama.

Seharusnya saat ini mereka harus bergegas pergi ke lapangan untuk melaksanakan olahraga sepak bola setelah selesai makan siang.

Namun karena Iam dan Yoman tidak berminat untuk mengikuti olahraga tersebut, mereka berdua pun sepakat untuk cabut dan bersembunyi di belakang musholla yang letaknya berada di ujung blok sana, dekat sel isolasi.

Mereka pindah ke gudang belakang musholla, tempat dimana sajadah dan sarung disimpan.

Gudang musholla itu terlihat lumayan sempit karena ada banyak barang tumpukan di dalamnya. Debu dan sarang laba-laba pun dapat terlihat dengan jelas disana, seolah berserakan dimana-mana.

Keduanya nampak masih berusaha untuk saling mengenal satu sama lain, sambil menghabiskan beberapa rokok yang Yoman bawa.

Yoman bahkan memiliki beberapa gram sabu, lengkap dengan alat-alat penghisapnya. Dia bilang, itu untuk hidangan utama mereka berdua sekaligus tanda pertemanannya dengan Iam.

Diajak nyabu di dalem penjara, geblek gak ini bocah?
Iam kian tersenyum kecut.

Sudah Iam duga, anak itu pasti memiliki backingan yang cukup kuat dan berpengaruh di penjara ini. Entah itu sipir penjara atau kepala lapas, namun kedudukannya pasti cukup tinggi sampai-sampai bocah ini berani menyelundupkan salah satu narkotika dan menggunakannya disini.

Intinya, mulai hari ini dan seterusnya Iam kian harus berjaga sikap ketika tengah bersama Yoman.

Karena bisa saja suatu saat nanti Yoman akan berdalih menjadi cepu dan mengadu yang tidak-tidak tentangnya. Siapa yang tahu?

Sikap manusia itu tak pernah pasti, mereka kian berubah seiring berjalannya waktu. Maka dari itu Iam tak ingin jika ia sampai harus terjebak dalam perangkap.

Dari informasi yang Iam dapatkan sejauh ini dari hasil perbincangannya dengan Yoman, Iam baru saja mengetahui bahwa MTM ini sering sekali melancarkan aksi pencurian di daerah sekitar kawasan Pabrik di Danau Sanggar, Jakarta Utara.

Mereka selalu menargetkan para buruh pabrik yang kedapatan jadwal masuk shift malam, dan tentunya selalu yang perempuan karena akan jauh lebih mudah untuk mengincarnya.

Biasanya mereka melancarkan aksinya tersebut pada sekitaran jam 20.30 atau tidak pernah lebih dari jam 21.00 WIB.

Para pekerja pabrik itu ada yang berangkat dengan mengendarai motor, memesan ojek online, ojek sepeda, maupun berjalan kaki.

Di sepanjang jalan kawasan pabrik itupun sebenarnya sangat sepi ketika malam. Menambah kesan suasana angker yang kian membuatnya jarang dipakai orang untuk berlalu lalang saat malam hari.

Namun para pekerja pabrik itu seolah sudah terbiasa dengan suasana menyeramkan tersebut. Karena bagi mereka, ada hal lain lagi yang lebih menakutkan dibanding setan, yaitu Tukang Begal.

Lucu memang, tapi ya begitulah adanya. Karena kita hidup pada jaman dimana pembegal lebih ditakuti dari setan.

Anak-anak MTM itu biasanya akan merampas barang-barang berharga milik pekerja pabrik yang tengah berada dalam perjalanan menuju tempat kerjanya, seperti handphone maupun tas.

Padahal dari pabrik mereka sendiri pun sebenarnya sudah ada larangan untuk tidak memainkan handphone ketika berada di jalan dan tidak membawa barang-barang berharga ke Pabrik.

Tapi sayangnya masih banyak yang sering melanggar peraturan tersebut, dan belum juga mengerti bahwa itu semua sebenarnya demi kebaikan mereka sendiri.

Jakarta GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang