09 - Luka Lama

3.1K 236 79
                                    

Malam semakin larut, udara pun kian bertambah dingin. Namun para pemuda kampung Radar itu masih belum juga bubar dari warung kopi dekat basecamp-nya sejak isya tadi.

Seperti biasa, para pemuda itu hendak ingin menghabiskan malam bersama-sama. Entah hanya untuk berbincang-bincang santai, atau menikmati sensasi dari secangkir kopi hitam buatan Pakde Joko yang sudah dikenal dengan citra rasanya yang sangat menggugah selera.

Dan meski sesibuk apapun kehidupan para pemuda di kampung itu, namun mereka diketahui selalu menyempatkan diri untuk bertemu dan berkumpul di kala malam datang.

Terlebih lagi malam ini mereka telah mendapatkan isu kabar akan kedatangan anak-anak geng Motor yang berasal dari daerah Cipaya, yakni geng motor Duri Mawar. Yang kini telah membuat tongkrongan disana nampak semakin ramai tak seperti biasanya.

Suasananya sangat berisik, entah itu yang berada di warkop, maupun yang tengah duduk berserakan di emperan pinggir jalan. Seolah tak ingat waktu, mereka memang kerapkali seperti itu.

"Anak Dirga41 kemaren pada ketangkep gara-gara ketauan pengen tawuran ama bocah Sepat ya?" Tanya salah seorang lelaki bertubuh tinggi besar, dengan brewok yang menghiasi wajahnya. Namanya Catur, Catur Purnomo.

Aji pun sontak menoleh kearahnya, menatap pria usia 24 tahun tersebut yang diketahui merupakan alumni STM Dirga41, salah satu dari sekian banyaknya musuh Jomblang Rawan. Bahkan rival bebuyutannya Catur sewaktu sekolah dulu ialah Ali Jaley Gangster.

"Iya bang. Udah dari lama jalan raya lagi pada dipantauin ama polisi." Jawab Aji memberitahu bahwa saat ini polisi sedang gencar-gencarnya merazia anak-anak yang terlibat perkelahian jalanan atau yang biasa disebut tawuran.

Seolah sudah bukan rahasia umum lagi jika pihak pemerintah diketahui telah bekerjasama dengan pihak kepolisian dan pihak sekolah untuk meminimalisir angka tawuran pelajar yang berada di kota Jakarta dengan cara merazia para pelajar yang masih berkeliaran di jalan ketika sudah berada diluar jam sekolah.

Bahkan pemerintah pun telah memberlakukan fullday school sejak beberapa waktu yang lalu, dimana proses waktu belajar-mengajar di sekolah kian jadi semakin lebih panjang, yakni dari pagi hari hingga sore petang. Membuat para murid tak jarang dibikin mabuk pelajaran.

Tak tanggung-tanggung, kini pihak sekolah juga diketahui telah mengambil langkah tindakan serius kepada anak-anak bermasalah yang menjadi biang tawuran di sekolah. Yakni dengan cara mengeluarkan mereka secara tidak hormat.

Sepertinya Pemprov DKI benar-benar telah berniat dan bertekad untuk meniadakan tradisi kelam para pelajar tersebut.

Kini Catur baru saja mengangguk paham. Dia pun mulai menyadari, bahwa ada banyak sekali hal-hal yang telah berubah seiring berkembangnya zaman.

Waktu kian terus berputar, apapun bisa saja terjadi, bahkan hal yang paling mustahil sekalipun.

Seperti yang telah terjadi saat ini. Mulai dari berkurangnya tawuran pelajar, bertambah banyaknya gangster-gangster bermunculan, bergabungnya para gangster yang tadinya saling bermusuhan, sampai jatuhnya para korban tawuran gangster yang telah terjadi dimana-mana.

Angka tawuran pelajar saat ini memang bisa dibilang cukup lumayan berhasil untuk ditekan. Akan tetapi kini tawuran kampung atau tawuran gangster lah yang malah semakin kian marak terjadi, seolah menjadi sarana baru untuk para pelajar berkelahi.

Jakarta GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang